Tekanan darah, seperti dikutip dari Medical News Today, mengacu pada kekuatan yang digunakan jantung untuk memompa darah ke sekitar sistem peredaran darah.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah, antara lain stres, aktivitas fisik dan diet. Tekanan darah normal yakni kurang dari 120/80 mm Hg.
Angka antara 120/80 mm Hg dan 139/89 mm Hg menunjukkan kita berisiko terkena hipertensi, sedangkan angka lebih dari 140/90 mm Hg menandakan hipertensi.
Tekanan darah naik dan turun sepanjang hari dan malam. Saat tidur, tekanan darah turun 10–30%. Kemudian meningkat sekitar waktu bangun. Pada beberapa orang, peningkatan ini mungkin signifikan dan mengakibatkan hipertensi pagi.
Orang yang memiliki pola tekanan darah abnormal mungkin berisiko mengalami komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke.
Sebuah tinjauan pada tahun 2010 menunjukkan, kejadian stroke dan masalah jantung serius lainnya memuncak dalam 4-6 jam pertama setelah bangun tidur.
Pemeriksaan tekanan darah di rumah secara teratur dapat membantu kita lebih memahami fluktuasi tekanan darah, sekaligus mengidentifikasi episode hipertensi pagi.
Sebelum mengukur tekanan darah sebaiknya kosongkan dulu kandung kemih, istirahat dengan nyaman dan tenang selama 5 menit sebelum mengukur tekanan darah.
Selain itu, hindari merokok, minum alkohol, atau berolahraga dalam waktu 30 menit setelah mengukur tekanan darah.
Baca Juga: Luar Biasa, Ditemukan Hampir 2000 Bahan Kimia Pada Vape dan Pod!
Baca Juga: Puasa dari Media Sosial Menurunkan Kecemasan dan Depresi, Studi
Kemudian, saat mengukur tekanan darah lakukan pembacaan pada waktu yang sama setiap hari, duduk dengan punggung lurus, kaki tidak disilangkan, dan telapak kaki rata di lantai.
Istirahatkan lengan pada permukaan yang rata sehingga lengan atas sejajar dengan jantung, kemudian, tempatkan manset pada lengan sehingga bagian bawah manset berada tepat di atas lipatan siku.
Ambil dua atau tiga bacaan dengan jarak kira-kira 1 menit dan hitung nilai rata-ratanya. Jangan lupa catatlah semua pembacaan, karena ini dapat membantu dokter menentukan pengobatan terbaik. (*)