GridHEALTH.id - Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi menduduki lima besar faktor risiko yang menyebabkan beban penyakit di dunia.
"Ini menjadi tantangan buat kita semua dalam penanggulangan hipertensi dengan komplikasinya," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Elvieda Sariwati dalam acara "Peringatan Hari Hipertensi Dunia" yang diikuti di Jakarta, Kamis (1 2/05/2022)
Ia mengatakan, persentase penyakit tidak menular penyebab kematian terbanyak di Indonesia yakni stroke 19,4%, kardiovaskular 14,4% (salah satunya hipertensi), kanker 13,5%, dan diabetes mellitus (DM) dan komplikasinya 6,2%.
Sementara dari sisi pembiayaan, lanjut dia, kardiovaskular menjadi penyakit tidak menular yang memiliki pembiayaan kesehatan terbesar, yakni sebesar Rp8,2 triliun. Diikuti kanker Rp3,1 triliun, stroke Rp2,1 triliun, dan gagal ginjal Rp1,9 triliun.
"Kardiovaskular ternyata penyakit yang memakan pembiayaan yang besar," ucapnya.
Elvieda menyampaikan bahwa terdapat empat pilar strategi dalam penanganan penyakit tidak menular, yaitu promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan khusus, dan penanggulangan kasus.
Ia mengemukakan, untuk strategi promosi kesehatan tujuannya adalah perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat agar masyarakat peduli serta berpartisipasi, kemudian mau melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Untuk strategi deteksi dini dan lainnya adalah untuk identifikasi dan intervensi sejak dini faktor risiko penyakit tidak menular, serta penanganan kasus sesuai dengan standar.
"Tentunya strategi itu tidak hanya bisa dilakukan Kemenkes sendiri, butuh lintas sektor," tuturnya.
Baca Juga: 3 Titik Pijatan Akupresur Untuk Mengatasi Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran, dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang (InfoDATIN, Kemenkes RI).
Mengenai hipertensi, penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke.
Ketahuilah, tekanan darah 180/110 atau lebih tinggi berpotensi menimbulkan kerusakan organ-organ tubuh.
Tanda-tanda darurat hipertensi adalah nyeri di kepala atau pandangan buram, sering bingung, kejang, sering mengalami nyeri di dada, sering mengalami nafas pendek, dan terjadi bengkak atau adanya tumpukan cairan pada jaringan tubuh.
Kita harus segera mengunjungi dokter jika tekanan darah tetap tinggi walaupun minum obat yang disarankan dokter.
Baca Juga: Healthy Move, Tabata Latihan Favorit Untuk Menurunkan Berat Badan
Baca Juga: Tapotement, Pijat Ala Swedia Bisa Membantu Meredakan Sesak Napas
Baca Juga: Mendengar Kabar Baik Juga Dapat Menyebabkan Serangan Jantung, Studi
Lalu mengalami gejala-gejala seperti cemas, mual, napas pendek, kepala terasa ringan, sakit kepala, keringat berlebihan, masalah dengan penglihatan, atau bingung. (*)
Source | : | Kompas.com,Antara,Gridhealth.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar