Ketahui juga, gejala hepatitis akut hampir mirip dengan Hepatitis A, B, C, D dan E, yakni, demam disertai diare, mual, muntah dan sakit perut.
Kemudian indikator lainnya yaitu jika angka SGPT atau Serum Glutamat Piruvat Transaminase dan SGOT atau Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase di atas 500.
“Itu yang harus diwaspadai, terutama bagi masyarakat yang punya anak balita. Gejala yang perlu diwaspadai juga meliputi warna mata dan kulit dapat menguning, kejang serta kesadaran menurun,” ujarnya.
Jika sudah menemukan gejala seperti itu, bawa segera pasien ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat, untuk mendapatkan pertolongan lanjutan dan jangan menunggu muncul gejala lanjutan.
Gejala lanjutan itu seperti kulit dan mata mulai berwarna kuning. Agar tidak terlambat penanganan terhadap dugaan penyakit Hepatitis akut.
Menutup Kantin Sekolah
Salah satu cara untuk melindungi anak-anak terinfeksi hepatitis akut di sekolah adalah dengan menutup kantin sekolah.
Baca Juga: Tujuan Boleh Lepas Masker, MUI: Salat Berjamaah di Masjid Boleh Tak Pakai Masker
Hal ini dilakukan oleh Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pancoran Mas 3, Depok, Jawa Barat, yang sudah memulai PTM, pada Kamis (12/05/2022) kemarin.
“Untuk kantin, kita tiadakan. Makanya itu kita antisipasi (penyebaran hepatitis akut) dengan mengimbau para siswa untuk membawa bekal dari rumah, biar kebersihannya terjaga,” kata Yudi operator SDN Pancoran Mas 3, dikutip dari Kompas.com.
Tak hanya menutup kantin, para siswa yang mengikuti PTM pun diketahui tidak diperbolehkan untuk membeli jajanan di luar sekolah.
“Iya kita dari pihak sekolah melarang jajan di luar, tapi kenyataannya sulit. Mereka para pedagangnya ada di depan sekolah,” ujar Yudi.
Bekal yang dibawa oleh para siswa bertujuan untuk menjamin kebersihan makanan yang akan dikonsumsi.
Epidemiolog Dicky Budiman dari Griffith University pun menyarankan, agar anak-anak tidak saling berbagi makanan ataupun minuman dengan temannya demi mencegah hepatitis akut.
Menurutnya, berbagi makanan merupakan salah satu cara penularan penyakit misterius ini.
“Sharing makanan itu harus dihindari atau dicegah,” ujarnya.(*)
Baca Juga: Kebijkan Lepas Masker Tepat, Namun Prof Zubairi Sarankan Baiknya Dilakukan Bulan Depan