Hanya 1% keguguran yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu, yang disebut sebagai keguguran lanjut.
Faktor risiko keguguran dapat melibatkan ibu, bayi atau keduanya. Usia ibu, kondisi kesehatan tertentu pada ibu, kelainan kromosom pada bayi, dan faktor gaya hidup seperti merokok, stres dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran.
Studi mengatakan risiko keguguran meningkat seiring bertambahnya usia ibu. Sementara risiko keguguran adalah 12% hingga 15% untuk wanita berusia 20-an, itu meningkat menjadi sekitar 25% untuk wanita di usia 40 tahun.
Risiko keguguran terkait usia terkait dengan kelainan kromosom pada wanita yang lebih tua.
Kondisi medis kronis pada ibu, seperti diabetes yang tidak terkontrol dan penyakit tiroid, juga merupakan faktor risiko keguguran atau keguguran.
Baca Juga: 10 Superfood Untuk Melawan Disfungsi Ereksi dan Meningkatkan Libido Pria
Faktor risiko lain yang mungkin untuk keguguran meliputi kelebihan atau kekurangan berat badan, penyakit kelamin, infeksi virus dan bakteri tertentu selama kehamilan, hamil setelah infertilitas, dan sebagainya.
Olahraga berdampak tinggi juga berisiko sebabkan keguguran terutama di trimester satu. Oleh sebab itu, wanita sebaiknya menghindari olahraga berat pada tiga bulan pertama kehamilannnya.
Pilih olahraga wingan seperti berjalan kaki, taichi, dan berenang santai. Atau untuk lebih amannya tanyakan kepada dokter. Terutamawanita yang mempunyai riwayat keguguran berulang. (*)