Asal tahu saja, pernikahan dini tidaklah semanis yang kita bayangkan penuh romantisme. Malahan, pernikahan dini menyimpan sejumlah potensi masalah bagi lelaki maupun wanita. Mulai dari gangguan fisik, psikologis, hingga kekerasan dalam rumah tangga.
Pada sisi wanita, contohnya organ reproduksi menyebabkan pelaku pernikahan dini umur 10-14 tahun 5 kali lebih besar mengalami kematian saat melahirkan. Pada remaja usia 15-20 tahun, risikonya 2 kali lipat.
Selain itu, belum matangnya organ reproduksi menyebabkan wanita yang menikah di usia muda berisiko terhadap berbagai penyakit mengerikan, seperti kanker serviks, kanker payudara, mioma dan kanker rahim.
Hamil di usia sangat muda dapat meningkatkan risiko kesehatan pada wanita dan bayinya. Hal ini karena sebenarnya tubuh belum siap untuk hamil dan melahirkan.
Sebaliknya, di usia belasan tahun, tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan, sehingga jika hamil, pertumbuhan dan perkembangan tubuh akan terganggu.
Umumnya, ada empat kondisi kehamilan yang sering muncul akibat pernikahan dini, yaitu:
1. Tekanan darah tinggi
Hamil di usia sangat muda memiliki risiko yang tinggi terhadap naiknya tekanan darah yang disebut preeklamsia yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, adanya protein dalam urine, dan tanda kerusakan organ lainnya.
Baca Juga : Studi: Jarang Berhubungan Intim Pasca Menikah Berpotensi Lahirkan Anak dengan Skizofrenia!
Baca Juga : Pangeran Naruhito Jadi Kaisar Baru Jepang, Permaisuri Masako Pernah Alami Depresi Berat
Pengobatan harus dilakukan untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah komplikasi, tetapi secara bersamaan hal ini juga dapat mengganggu pertumbuhan bayi dalam kandungan.
2. Anemia