Selain itu, orang yang terinfeksi juga mungkin akan mengalami sakit kepala yang berat, nyeri punggung dan nyeri otot, lemas, dan kelenjar getah bening yang bengkak.
Ruam yang identik dengan penyakit cacar baru akan muncul saat sudah memasuki fase erupsi atau paling menular.
Ruam atau lesi biasanya akan muncul pertama kali di bagian wajah. Kemudian secara bertahap terlihat di bagian tubuh yang lain.
Menurutnya, lesi tersebut awalnya hanya berupa bintik-bintik merah saja. Lalu menjadi lepuh berisi cairan bening, berisi nanah, mengerah, dan akhirnya rontok.
“Biasanya diperlukan waktu hingga tiga minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok,” tutur Syahril.
Ia mengingatkan, agar masyarakat segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan apabila mengalami demam dan ruam.
Upaya pencegahan pun juga dilakukan, sama seperti saat mencegah penularan Covid-19.
Yakni dengan selalu mencuci tangan menggunakan sabun, menggunakan masker, tidak berkerumun, dan menerpakan gaya hidup bersih dan sehat.
Baca Juga: Virus Monkeypox Makin Dekat, Negara Tetangga Indonesia Laporkan Kasusnya
Dilansir dari Sky News, Rabu (25/05/2022), sejauh ini total kasus cacar monyet di dunia tercatat sebanyak 130 kasus.
Badan Keamanan dan Kesehatan Inggris (UKHSA/United Kingdom Health Security Agency) melaporkan adanya tambahan 14 kasus infeksi cacar monyet. Menjadikannya sebagai negara kasus infeksi terbanyak dengan total 71 kasus.
Meksipun kasus baru terus bermunculan, tapi UKHSA menyatakan bahwa risiko penularan pada masyarakat masih terbilang rendah.