Pihaknya mengatakan bahwa, tiga suntikan dari 3 mikrogram dosis vaksin Pfizer menghasilkan respons imun yang sama seperti pada kelompok usia 16 hingga 25 tahun, yang menerima 30 mikrogram dosis.
"Studi ini menunjukkan bahwa dosis rendah (sebanyak) 3 mikrogram dari vaksin kami, yang dipilih dengan cermat berdasarkan data tolerabilitas, memberi anak-anak tingkat perlindungan tinggi terhadap varian Covid-19 terbaru," papar Kepala Eksekutif BioNTech Ugur Sahin.
Pfizer menyampaikan mereka akan menyelesaikan data akhir dari uji klinis vaksin anak di bawah usia 5 tahun.
Sehingga, data itu dapat segera dikirimkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada pekan ini.
Sebelumnya, Pfizer telah menguji coba pemberian dua dosis vaksin pada anak usia 2 hingga 4 tahun.
Akan tetapi, respons imun yang dibentuk lebih lemah dibandingkan dengan vaksin pada orang dewasa.
Kemudian, para peserta penelitian menerima dosis ketiga setidaknya dua bulan setelah suntikan kedua.
Pfizer mengeklaim vaksin booster itu dapat ditoleransi dengan baik, dan sebagian besar efek samping yang merugikan cenderung ringan atau sedang.
Baca Juga: WHO Sebut Tidak Mendesak Perlunya Vaksinasi Cacar Monyet Secara Global
Kalim Moderna
Di sisi lain, tak hanya Pfizer saja yang sedang melakukan pengembangan vaksin anak di bawah 5 tahun.
Sebab, perusahaan Moderna juga telah merilis data uji klinis pada bulan Maret lalu, yang memperlihatkan bahwa vaksin produksinya aman, dan menghasilkan respons imun serupa dengan anak berusia lebih tua maupun orang dewasa.