Find Us On Social Media :

Putra Ridwan Kamil Hilang Terseret Arus Sungai, Ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Tenggelam

Emmeril terseret arus sungai saat berenang di sungai bersama adik dan temannya.

GridHEALTH.id – Putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz, dilaporkan terbawa arus saat berenang di Sungai Aaree, Swiss.

Adik Ridwan Kamil, Elpi Nazmuzaman, mebenarkan informasi tersebut. Dia juga mengatakan peristiwa tersebut terjadi saat Eril berenang bersama adik dan temannya.

Namun ketika ingin naik ke permukaan, Eril terseret arus sungai yang cukup deras. Sampai saat ini, pihak kepolisian dan tim SAR setempat masih melakukan pencarian.

“Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 26 Mei 2022 siang hari waktu Swiss dengan kondisi cuaca cerah,” kata Elpi dikutip dari Kompas.com, Jumat (27/5/2022).

Ridwan Kamil diketahui sedang bersama keluarganya di luar negeri. Ketika peristiwa tersebut terjadi, pria yang akrab disapa Kang Emil itu dalam perjalanan dinas bersama Pemprov Jawa Barat di Inggris.

Sementara sang istri dan kedua anaknya, berkunjung ke Swiss untuk mencari sekolah jenjang S2 untuk Eril.

“Kami mohon doa agar Eril dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat dan baik. Dapat berkumpul kembali bersama keluarga dalam keadaan sehat walafiat,” pungkasnya.

Apa yang dirasakan dan dialami ketika tenggelam?

Tenggelam adalah kondisi saat seseorang tak lagi mampu menjaga posisi hidung dan mulutnya berada di atas permukaan air. Sehingga harus menahan napas dalam jangka waktu tertentu di dalam air.

Baca Juga: Wisatawan Asal Kabupaten Serang Tenggelam di Pantai Florida Saat Libur Lebaran

Ketika tenggelam, saluran pernapasan akan kemasukan air dan menyebabkan persediaan oksigen di dalam tubuh terhenti.

Dilansir dari Aquatics International, tenggelam bisa dibedakan menjadi dua, tenggelam kering (dry drowning) atau tenggelam basah (wet drowning).

Tenggelam kering terjadi saat air bersentuhan dengan kerongkongan, membuat saluran pernapasan menyempit. Akibatnya, oksigen pun tidak bisa masuk ke paru-paru.

Sedangkan tenggelam basah, merupakan kondisi saat air dapat dengan mudah masuk ke dalam paru-paru.

Saat tenggelam, seseorang tidak bisa berteriak untuk mencari pertolongan. Ini disebabkan oleh adanya air yang masuk ke saluran pernapasan.

Orang yang tenggelam hanya bisa melakukan gerakan sederhana, seperti berusaha meraih sesuatu yang dilakukan berulang-ulang.

Tenggelam biasanya terjadi sangat cepat, tapi terdiri dari beberapa tahap. Setiap tahap tenggelam berlangsung selama 10 hingga 12 menit.

Melansir Healthline, berikut adalah tahap yang dirasakan dan dialami tubuh saat seseorang tenggelam.

1. Selama beberapa detik pertama setelah air terhirup, seseorang yang tenggelam berada dalam fase “fight or flight” dan berjuang untuk bernapas.

Baca Juga: Korban Tenggelam Kapal Motor di Tanjung Priok Tidak Bisa Berenang, 1 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

2. Ketika saluran udara mulai menutup untuk mencegah lebih banyak air yang masuk ke paru-paru, seseorang yang tenggelam tanpa sadar menahan napas.

Kondisi ini bisa berlangsung hingga 2 menit, sampai benar-benar kehilangan kesadaran.

3. Orang yang tenggelam tidak sadarkan diri, pernpasan berhenti, dan jantung melambat. Pada fase ini, kesadaran masih bisa dikembalikan melalui resusitasi.

4. Pada tahap keempat, tubuh memasuki keadaan kejang hipoksia. Tanpa oksigen, tubuh menjadi membiru dan mungkin tersentak tak menentu.

5. Jika sudah sampai pada tahap ini, otak, jantung, dan paru-paru sudah berada di fase yang kritis. Tahap akhir tenggelam ini disebut hipoksia serebal.

Seseorang yang tenggelam dan masih bisa diselamatkan, biasanya akan menunjukkan tanda-tanda seperti sedang cemas dan linglung.

Selain itu terkadang juga mengalami batuk-batuk, sesak napas, muntah, nyeri di area dada, dan kulit yang dingin.

Apabila melihat ada orang yang tenggelam, usahakan bantu korban untuk keluar dari air atau segera menghubungi pihak berwenang. Jika korban sadar, berikan benda yang bisa untuk membantunya keluar dari air.

Setelah berada di darata, periksa kondisi korban tenggelam dengan mendekatkan telinga ke hidung dan mulut.

Periksa juga denyut nadi di leher selama 10 detik. Apabila tidak terasa, segera lakukan teknik resuistasi jantung (RJP) atau cardiopulmonary resuscitation (CPR). (*)

Baca Juga: Kisah Urip Arphan, Aktor Kawakan yang Sempat Kondang dan Berakhir Tinggal di Kontrakan Akibat Stroke