Pemotongan kulit dilakukan menggunakan gunting atau pisau bedah.
Kelebihan dari metode ini adalah minimnya risiko dan dapat dilakukan untuk pasien segala usia.
Kekurangannya adalah pasien membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pemulihan.
Metode ini masih cukup populer dan banyak digunakan, karena dianggap paling aman jika dikerjakan sesuai dengan panduan dan kaidah kedokteran.
2. Metode Sunat Electrocautary
Cara kerja dari metode ini adalah dengan langsung memotong preputium menggunakan pemanas elektrik yang ditembakkan ke arah preputium.
Baca Juga: Hanya di Indonesia, Ada Cara Sunat Laser Bukan dengan Sinar, Melainkan Electrical Cauter
Kelebihan dari metode ini terletak pada waktu pengerjaan yang lebih cepat, selain itu tekniknya yang sederhana tanpa memerlukan banyak jahitan, sehingga proses penyembuhan pun lebih singkat.
Namun, penggunaan metode ini dapat menyebabkan luka bakar pada saat sirkumsisi dan berisiko menimbulkan pendarahan kecil.
Karenanya metode ini walau direkomendasikan, baiknya dihindari.
3. Metode Sunat Tara Klem atau Cincin
Prinsip dari cara kerja metode klem adalah dengan menggunakan cincin atau klem untuk menahan aliran darah ke arah preputium, sehingga preputium akan mengalami kematian karena kekurangan darah dan terlepas dengan sendirinya.
Klem akan dipasang pada bagian batang penis, dengan ukuran diameter maksimal klem mencapai 3 hingga 4 cm.
Seperti metode menggunakan laser, metode klem ini tidak membutuhkan banyak jahitan.
Akan tetapi, metode ini cukup mahal dan memiliki risiko klem menggantung di penis, serta waktu yang dibutuhkan juga lebih lama.
Tapi setelah klem dipasang, mereka yang menjalani sunat dengan metode ini bisa langsung mengenakan celana dan jalan-jalan, tanpa mengeulh kesakitan.(*)
Baca Juga: Ternyata Sunat Laser Bisa Bikin Alat Kelamin Anak Terbakar, Ini Imbauan Dokter