Find Us On Social Media :

3 Rekomendasi Metode Sunat di Indonesia, Semuanya Tidak Sakit

Ilustrasi Sunat Massal

GridHEALTH.id - Sunat atau khitan telah menjadi sebuah budaya bagi masyarakat Indonesia, selain atas dasar kepercayaan, melakukan sunat juga memiliki manfaat kesehatan.

Sunat pun bagi pria direkomendasikan oleh medis.

Medis menyarankan pria-pria untuk melakukan sunat, bisa sejak kecil atau setelah dewasa.

Kapan waktu sunat terbaik, bisa di klik di SINI.

Sunat dalam bahasa medis disebut sirkumsisi.

Sirkumsisi adalah proses memotong sebagian penutup depan dari kepala penis laki-laki, alias kulup.

Melakukan sirkumsisi dapat menghindarkan kotoran, virus, maupun bakteri berdiam di kulip, selain itu manfaat lain yang dapat dirasakan adalah:

- Menurunkan risiko penyakit infeksi saluran kemih dan infeksi menular seksual

- Proteksi diri terhadap kanker penis dan kanker rahim pada pasangan 

Baca Juga: Fakta-fakta Sejarah Virus Hendra yang Katanya Bisa Jadi Pandemi Selanjutnya

- Pencegahan terhadap balanitis (infeksi pada kepala penis) dan balanoposthitis (infeksi pada kepala dan kulit yang menutupi kepala penis)

- Mencegah terjadinya phimosis (kelainan pada penis karena tidak bisa ditariknya kulit preputium/kulup ke belakang kepala penis) dan paraphimosis (tidak bisa kembalinya preputium ke posisi semula).

Di Negera maju, contoh Amerika Serikat, umumnya melakukan tindakan sirkumsisi beberapa hari setelah bayi lahir.

Di Indonesia sendiri pada umumnya seorang anak laki-laki akan disunat pada rentang usia 6-12 tahun.

Baca Juga: Pro Kontra Sunat pada Bayi, Putra Citra Kirana Usia 5 Bulan Baru Saja Disunat

Tapi tidak mengapa juga laki-laki baru melakukan sirkumsisi di usia dewasa.

Namun alangkah baiknya semakin cepat semakin baik, malah dimasa kanak-kanak baiknya sudah disunat.

Metode Sunat Direkomendasikan

Seiring dengan perkembangan jaman, sunat tidak lagi hanya ada dengan cara pembedahan.

Saat ini ada banyak cara untuk sunat.

Baca Juga: Waspada Infeksi Chikungunya, Lawan Lewat Asupan Makanan Ini

Tapi di Indonesia yang direkomendasikan adalah 3 metode ini:

1. Metode Sunat Konvensional (metode bedah)

Metode ini dilakukan dengan cara memotong kulit yang menutupi glans penis atau preputium atau kulup, kemudian dijahit.

Pemotongan kulit dilakukan menggunakan gunting atau pisau bedah.

Kelebihan dari metode ini adalah minimnya risiko dan dapat dilakukan untuk pasien segala usia.

Kekurangannya adalah pasien membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pemulihan.

Metode ini masih cukup populer dan banyak digunakan, karena dianggap paling aman jika dikerjakan sesuai dengan panduan dan kaidah kedokteran.

2. Metode Sunat Electrocautary

Cara kerja dari metode ini adalah dengan langsung memotong preputium menggunakan pemanas elektrik yang ditembakkan ke arah preputium.

Baca Juga: Hanya di Indonesia, Ada Cara Sunat Laser Bukan dengan Sinar, Melainkan Electrical Cauter

Kelebihan dari metode ini terletak pada waktu pengerjaan yang lebih cepat, selain itu tekniknya yang sederhana tanpa memerlukan banyak jahitan, sehingga proses penyembuhan pun lebih singkat.

Namun, penggunaan metode ini dapat menyebabkan luka bakar pada saat sirkumsisi dan berisiko menimbulkan pendarahan kecil.

Karenanya metode ini walau direkomendasikan, baiknya dihindari.

3. Metode Sunat Tara Klem atau Cincin

Prinsip dari cara kerja metode klem adalah dengan menggunakan cincin atau klem untuk menahan aliran darah ke arah preputium, sehingga preputium akan mengalami kematian karena kekurangan darah dan terlepas dengan sendirinya.

Klem akan dipasang pada bagian batang penis, dengan ukuran diameter maksimal klem mencapai 3 hingga 4 cm.

Seperti metode menggunakan laser, metode klem ini tidak membutuhkan banyak jahitan.

Akan tetapi, metode ini cukup mahal dan memiliki risiko klem menggantung di penis, serta waktu yang dibutuhkan juga lebih lama.

Tapi setelah klem dipasang, mereka yang menjalani sunat dengan metode ini bisa langsung mengenakan celana dan jalan-jalan, tanpa mengeulh kesakitan.(*)

Baca Juga: Ternyata Sunat Laser Bisa Bikin Alat Kelamin Anak Terbakar, Ini Imbauan Dokter