Find Us On Social Media :

Studi Terbaru: Orang Bertubuh Tinggi Berisiko Alami Penyakit Kulit

Orang bertubuh tinggi berisiko mengalami varises dan neuropati perifer.

GridHEALTH.idBadan tinggi diidam-idamkan oleh banyak orang, karena dianggap dapat membuat penampilan lebih menarik.

Namun ternyata, mempunyai badan tinggi juga tidak selalu diuntungkan, ada juga risiko yang harus dihadapi.

Sebuh penelitian yang dipublikasikan di PLoS Genetics pada 2 Juni menunjukkan bahwa orang dengan badan tinggi berisiko terkena beberapa penyakit.

Para peneliti menggunakan studi asosiasi random-fenome-wide Mendel (MR-PheWAS) untuk memeriksa lebih dari 1.000 karakteristik klinis dan genetik.

Data-data yang digunakan berasal dari Million Veteran Program (MVP), sistem perawatan kesehatan terbesar yang ada di Amerika Serikat.

Data tersebut kemudian dikelompokkan dalam tiga kelompok yang berbeda, yakni non-Hispanic berkulit putih, non-Hispanic berkulit hitam, dan Hispanic American.

Setidaknya ada 222.300 data genetik orang non-Hispanic berkulit putih dan 58.151 catatan klinis orang non-Hispanic berkulit hitam.

Dilansir dari Science Daily, hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi badan berkaitan dengan sekitar 127 kondisi medis.

Peneltian yang dilakukan oleh Dr Sridharan Raghavan dari VA Eastern Colorado Health Care System orang yang tingginya di atas 175cm berisiko tinggi fibralasi atrium dan varises.

Baca Juga: Cara Menambah Tinggi Badan, Coba Lakukan 5 Olahraga Ini Secara Rutin

Sedangkan rendah risiko penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan kolesterol tinggi.

Melansir The Guardian, Senin (6/6/2022), studi ini juga menemukan hubungan antara tinggi badan dengan risiko tinggi terkena neuropati perifer.

Nueropati perifer merupakan kerusakan saraf pada ekstremitas, serta infeksi kulit, dan tulang seperti borok di kaki.

“Kami menemukan bukti bahwa tinggi badan orang dewasa dapat memengaruhi lebih dari 100 ciri klinis, termasuk beberapa kondisi yang terkait dengan hasil dan kualitas hidup yang buruk,” kata Raghavan.

Baca Juga: Dua Pose Yoga Untuk Menambah Tinggi Badan, Ternyata Mudah Dilakukan

“Kami menyimpulkan bahwa tinggi badan mungkin merupakan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, yang tidak dapat dikenali untuk beberapa kondisi umum pada orang dewasa,” sambungnya.

Dengan hasil studinya, para peneliti percaya bahwa tinggi badan seseorang merupakan salah satu faktor risiko penyakit yang masih jarang diketahui.

Namun, mereka juga mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut masih tetap perlu dilakukan untuk mengklarifikasi beberapa temuan.

Selain itu, penelitian di masa depan juga memungkinkan ada lebih banyak orang berbeda-beda yang dapat dipelajari.

Baca Juga: Tinggi Badan Sama Seperti Berat Badan, Jadi Faktor Renten Terinfeksi Virus Corona