Find Us On Social Media :

Kenaikan Kasus Covid-19, Jokowi Minta Vaksin Booster Diwajibkan ...

Jokowi instruksikan beberapa hal untuk hadapi sub varian Omicron BA.4 dan BA.5.

GridHEALTH.id - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa persentase kenaikan kasus positif Covid-19 sebesar 31%.

Menurutnya, lonjakan kasus di Indonesia mulai terjadi kurang lebih selama satu bulan.

Menurut data satgas pada tanggal 22 Mei 2022, kasus positif ada 1.814 kasus, namun kini naik menjadi 2.385 kasus.

Kasus aktif harian juga ikut mengalami peningkatan sebesar 328 kasus atau 10 persen.

Dari kasus aktif harian yang terlaporkan pada 2 Juni 2022, yakni 3.105 kasus, sekarang bertambah menjadi 3.433 kasus.

Ada lima provinsi yang menjadi penyumbang kenaikan kasus COVID-19 tertinggi dalam seminggu terakhir, yakni DKI Jakarta (30 persen), Banten (38 persen), Jawa Barat (18 persen), DI Yogyakarta (45 persen) dan Jawa Timur (37 persen).

Mengenai hal tersebut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 di Tanah Air salah satu pemicunya adalah kemunculan subvarian Omicron, yakni BA.4 dan BA.5.

“Jadi sudah kita confirm, kenaikan ini memang dipicu oleh adanya varian baru. Ini juga yang terjadi sama di negara-negara di luar Indonesia, yang mungkin hari raya keagamaannya berbeda-beda dengan kita,” kata Budi Gunadi dikutip dari kanal Sekretariat Kabinet RI, Selasa (14/06/2022).

Instruksi Jokowi Hadapi BA.4 dan BA.5

Baca Juga: Orang Pemilik Golongan Darah AB, Sangat Rentan Mengalami Demensia

Mengenai merebaknya sub varian Omicron BA.4 dan BA.5, yang dikhawatirkan menjadi gelombang berikutnya pandemi Covid-19 di Indonesia, Joko Widodo memberikan arahan dalam menghadapi penularan Covid-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Arahan tersebut disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas evaluasi PPKM di Kompleks Istana Kepresidenan pada Senin (13/6/2022).

Mengenai intruksi tersebut Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampikan apa yang diinstruksikan Jokowi.

"Bapak presiden juga memberikan arahan ke kami bahwa lebih baik kita waspada, lebih baik kita berhati-hati. Karena kewaspadaan kita konservatifnya kita, kehati-hatian kita sudah memberikan hasil bahwa kondisi penanganan pandemi di Indonesia termasuk relatif baik dibandingkan negara-negara lain di dunia," ujar Budi selepas rapat terbatas.

Budi menuturkan, selama ini prinsip kehati-hatian juga terbukti tidak menurunkan kegiatan ekonomi masyarakat, terlebih kini kegiatan ekonomi sudah mulai kembali normal.

Vaksin Booster Diwajibkan

Jokowi pun meminta pelaksanaan vaksinasi booster terus ditingkatkan.

Sebab, saat ini sudah memasuki Juni-Juli atau pertengahan tahun. Saat itu, negara lain sudah bersiap-siap menghadapi gelombang berikutnya dari pandemi Covid-19.

"Pengamatan kami, gelombang BA.4 dan BA.5 itu biasanya puncaknya tercapai satu bulan sesudah penemuan kasus pertama. Jadi harusnya di minggu ke dua Juli, minggu ketiga Juli kita melihat puncak kasus BA.4 BA.5 ini," kata Budi.

Baca Juga: Anak Remajanya Terlibat Dalam Pergaulan Seks Bebas, Ini 5 Hal yang Dapat Dilakukan Orangtua

"Kalau memang benar-benar masyarakat kita siap, termasuk dengan booster-nya yang baik. Kemungkinan besar puncaknya tidak akan tinggi," jelasnya.

Budi mengungkapkan, vaksinasi booster Covid-19 yang dilakukan saat ini memberi dampak terhadap daya tahan imunitas masyarakat akan bertahan enam bulan lagi atau sampai Februari-Maret 2023.

Apabila kondisi penularan Covid-19 di Tanah Air terjaga, Indonesia kemungkinan bisa menjadi negara pertama yang tidak mengalami lonjakan kasus dalam 12 bulan.

"Karena biasanya setiap enam bulan kan lonjakan kasus itu terjadi. Kalau masyarakat bisa diimbau oleh teman-teman media sekalian bahwa yuk dorong booster-nya supaya bisa meningkatkan kekebalan atau imunitas tubuh hingga enam bulan ke depan," kata dia.

Lebih lanjut Menkes Budi mengungkapkan, melansir Kompas.com (14/06/2022), Presiden Jokowi pun meminta agar vaksinasi booster Covid-19 bisa diwajibkan untuk penyelenggaraan acara besar agar lebih mudah diterima oleh masyarakat.

"Agar di setiap acara-acara besar kalau bisa diwajibkan untuk menggunakan booster, sehingga bisa memastikan teman-teman yang mengikuti acara dengan kerumunan besar itu relatif aman," Jelas Menkes.

Tetap Memakai Masker

Poin berikutnya dari arahan Jokowi, disiplin memakai masker sesuai ketentuan, terlebih jika di dalam ruangan dengan kondisi padat.

"Disampaikan bahwa lebih baik kita waspada. Jadi kalau ditanya masker tetap kalau di luar ruangan kita bisa buka. Tetapi kalau di luar ruangannya padat sekali atau ada yang batu-batuk atau kita sendiri ada yang merasakan tidak sehat silahkan memakai masker," ucap Budi.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Virus Cacar Monyet di Air Mani, Hubungan Seks Berisiko

"Kalau di dalam ruangan yang ada AC sirkulasinya tertutup disarankan sebaikknya memakai masker," kata dia.

Budi mengingatkan, tidak ada ruginya masyarakat selalu bersikap hati-hati dan waspada.

Hal tersebut justru dapat melindungi masyarakat dan orang lain.

Dengan begitu, bisa juga menjaga kesinambungan dari pertumbuhan ekonomi.

Ingatkan Kabenietnya

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika RI Johnny Gerrard Plate mengatakan, "(Instruksi) Bapak Presiden dalam kaitan covid pada saat tantangan covid yang begitu besar, semua anggota kabinet yang akan melakukan perjalanan LN terlebih dahulu harus mendapat atau melaporkan atau mendapat persetujuan dari prediden untuk kunjungan-kunjungan kerja LN,” kata Plate di Tower Nasdem, Jakarta Pusat, Senin (13/6), dikutip dari RMOL (13/06/2022).

Plate pun mengatakan Jokowi memberikan instruksi langsung agar para pembantunya memberikan informasi dahulu sebelum melakukan kunjungan kerja keluar negeri.

“Mengapa karena kita harus fokus menanganai pandemi Covid-19, arahan itu directive presiden, sampai saat ini belum berubah-ubah masih sama, karena saat ini masih kita punya tantangan pandemi Covid-19, walaupun saat ini sidah jauh lebih terkendali,” pungkasnya.(*)

Baca Juga: Kombinasi Baru Obat Anti Hipertensi, Bisa Sembuhkan Penyakit Darah Tinggi?