Find Us On Social Media :

Sindrom ACA/APS, Penyebab Wanita Sulit Hamil atau Keguguran?

Penderita ACA/APS berisiko mengalami penggumpalan darah pada kaki yang bisa menyebabkan keguguran saat hamil.

GridHEALTH.id – Wanita dengan sindrom ACA tidak menyebabkan seorang wanita sulit hamil, melainkan risiko keguguran yang tinggi.

Maka, sudah saatnya wanita mengenali sindrom ini dan melakukan pencegahan yang efektif untuk mengurangi risiko terserang sindrom ini.

ACA merupakan singkatan dari Anticardiolipin Syndrome atau biasa dikenal dengan Antiphospholipid Syndrome (APS) atau sindrom Hughes, yang merupakan gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan peningkatan risiko pembekuan darah.

Sindrom ini bisa bersifat primer atau sekunder, yaitu berasal dari penyakit lain seperti lupus.

Wanita dengan sindrom ACA atau APS memiliki risiko yang lebih besar pada terjadinya penyakit:

- Gumpalan darah di kaki

- Pembekuan di arteri, yang dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung

- Pembekuan darah di otak, yang menyebabkan masalah keseimbangan, mobilitas, penglihatan, ucapan, dan memori

- Komplikasi kehamilan, seperti risiko keguguran, lahir prematur, atau kematian pada bayi dan preeklamsia (tekanan darah tinggi)

 Baca Juga: Belajar Dari Dea Ananda, Ini Persiapan Ibu Hamil yang Alami Pengentalan Darah

 - Gagal ginjal

- Masalah kardiovaskular

- Masalah paru-paru

- Pada kasus berat, mengakibatkan kerusakan banyak organ pada waktu yang singkat

Antibodi anticardiolipin berhubungan erat dengan kondisi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi abnormal yang pada sindrom ini disebut sebagai antibodi anticardiolipin atau antifosfolipid dan kondisi abnormal ini yang mengakibatkan antibodi ini berbalik menyerang tubuh.

Pembekuan terjadi saat sistem kekebalan tubuh yang terbentuk dari antibodi anticardiolipin atau antifosfolipid justru menyerang protein yang terikat pada lemak (fosfolipid), kerusakan dari penyerangan ini memudahkan terjadinya pembekuan dan pengentalan di arteri atau vena.

Lokasi terjadinya gumpalan darah hingga pembekuan mulai dari kaki, paru-paru, ginjal, dan limpa.

Gejala yang umum dirasa oleh pasien adalah mengalami pembekuan darah, keguguran berulang, kadar trombosit darah yang rendah, anemia, terdapat pola kemerahan atau keunguan seperti renda di kulit (livedo reticularis), dan mengalami kelainan katup jantung.

Sedangkan gejala dan tanda-tanda terjadinya pembekuan darah dapat meliputi nyeri dada dan sesak napas, mengalami nyeri, kemerahan dan bengkak di lengan atau kaki, sering mengalami sakit kepala, merasa tidak nyaman di area lengan, punggung, leher dan/atau rahang, sakit perut.

Baca Juga: Perjalanan Dea Ananda Sambut Buah Hati, Menunggu 12 Tahun Hingga Alami Pengentalan Darah

 Berikut ini tanda seseorang harus mendatangi dokter:

- Mengalami pendarahan yang tidak dapat dijelaskan dari gusi dan/atau hidung, serta feses berwarna hitam atau terdapat darah merah cerah, periode menstruasi juga lebih berat dari biasanya.

- Muntah yang berwarna merah cerah atau terlihat seperti ampas kopi, ditambah rasa sakit di perut atau sakit kepala yang parah.

- Mengalami perubahan mendadak pada penglihatan dan kehilangan gerakan tiba-tiba di lengan dan/atau kaki.

Untuk mendiagnosis seseorang terkena sindrom ini memerlukan tes darah yang akan memeriksa antibodi anticardiolipin atau antifosfolipid yang memungkinkan untuk terjadinya pembekuan.

Sindrom ACA atau APS ini dapat menyerang siapa saja, tetapi terdapat beberapa kelompok risiko rentan, seperti anak-anak dan bayi, wanita yang lima kali lebih mungkin dibandingkan pria, pada rentang usia 20-50 tahun, dan orang dengan autoimun.

Dikatakan bagi wanita hamil dengan kondisi sindrom ini meningkatkan risiko keguguran yang tinggi karena gumpalan darah yang kecil terjebak di plasenta wanita hamil, sehingga menghalangi aliran nutrisi ke bayi yang dapat menyebabkan janin tidak berkembang, lahir prematur, atau bahkan keguguran.

Oleh karena itu obat dianggap membantu mengurangi risiko pembekuan darah dan keguguran, seperti obat untuk mencairkan darah (antikoagulan), heparin IV (untuk penggumpalan darah akut), warfarin oral (coumadin), aspirin, suntikan enoxaparin, infus immunoglobulin IV, kortikosteroid (prednison).

Obat-obat ini tentu setelah melewati tahap konsultasi oleh dokter dan akan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan setiap pasien, maka penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Baca Juga: Disuntik Tiap Hari Oleh Suami, Kulit Dea Ananda Membiru, Pengentalan Darah