Baca Juga: Epilepsi Pada Anak Bikin Tubuh Lemas, Gejalanya Bukan Cuma Kejang
Jadi hanya digunakan satu kali untuk air minum, setelah isinya habis galon atau botolnya dibuang. Sebab tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai wadah air minum.
Nah, meski disebut aman namun PET ini juga ternyata tetap menyimpan risiko tersendiri.Jenis plastik yang terbuat dari zat ini mengandung antimon trioksida yang dianggap bersifat karsinogen.Kandungan itu bisa menyebabkan tejadinya kanker pada sel-sel tubuh.Botol atau kemasan makanan berbahan plastik PET yang disimpan dalam temperatur hangat, dalam waktu yang lama, misalnya di dalam mobil dan ruang penyimpanan tertutup lain, disebut dapat meningkatkan pelepasan bahan berbahaya.
Jadi prihal pelebalan BPA, menurut Direktur Indonesia Food Watch, Pri Menix Dey, apabila hendak mengimplementasikan pelabelan BPA secara mandatori, seharusnya berlaku pada seluruh produk makanan dan minuman (mamin).
Sebab, risiko migrasi BPA paling tinggi justru makanan atau minuman kemasan kaleng, bukan pada kemasan air minum guna ulang berbahan polikarbonat.
"Karena galon polikarbonat bisa menahan risiko migrasi itu. Yang paling tinggi risiko migrasi BPA justru ada pada produk konsumsi kemasan kaleng," kata dia kepada wartawan, Jumat (10/6/2022).
Adapun galon sekali pakai, melansir Republika (11/06/2022), menggunakan bahan Polietilena Tereftalat (PET) yang sama-sama berpotensi tercemar bahan kimia asetaldehida dan etilen glikol dan mikroplastik.
Baca Juga: Baikkah Mengonsumsi Makanan yang Sama Setiap Hari Seperti Victoria Beckham?
Menurut Menix, rencana pelabelan BPA hanya pada air minum dalam kemasan galon berbahan polikarbonat menguatkan kecurigaan banyak pihak perihal kuatnya tekanan politik dalam perumusan kebijakan ini.(*)
Baca Juga: Baikkah Mengonsumsi Makanan yang Sama Setiap Hari Seperti Victoria Beckham?