GridHEALTH.id - Bahan plastik banyak digunakan untuk mengemas makanan ataupun minuman yang banyak dijual di pasaran.
Isu mengenai adanya kandungan Bisphenol A (BPA) dalam kemasan plastik, menimbulkan keresahan di masyarakat.
Kandungan BPA dalam kemasan plastik dikhawatirkan dapat mencemari makan atau minuman dan menyebabkan masalah kesehatan.
Melansir GridHEALTH.id, pada 2021 lalu, sejumlah elemen profesi bahkan menyurati Kepala BPOM, Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP terkait bahaya BPA bagi kesehatan.
BPOM diminta untuk melakukan Mengatur Pencantuman Peringatan Konsumen Pada Kemasan Makanan & Minuman Mengandung BPA.
Terlebih lagi dalam kemasan galon isi ulang, yang tanpa disadari mengandung BPA. Padahal sudah banyak digunakan oleh masyarakat.
BPOM pun lantas mewajibkan produk air minum dalam kemasan (AMDK) dengan memakai plastik polikarbonat, untuk menggunakan label peringatan bahaya BPA.
“Dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dan memberikan informasi yang benar dan jujur, Badan POM berinisiatif melakukan revisi Peraturan Badan POM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan,” kata Penny Lukito dalam keterangan pers tertulis, Selasa (7/6/2022).
Apa bahaya BPA bagi kesehatan?
Baca Juga: Air Galon Isi Ulang dan Sekali Pakai, Lebih Aman Mana Bagi Kesehatan?
Dilansir dari Mayo Clinic, BPA adalah bahan kimia yang sudah sejak tahun 1950-an digunakan dalam pembuatan kemasan plastik, khususnya polikarbonat.
Polikarbonat (PC) adalah bahan plastik yang mempunyai tekstur keras dan bening, biasa digunakan sebagai kemasan pangan.
Source | : | Mayo Clinic,pom.go.id,GridHEALTH |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar