Find Us On Social Media :

Cacar Monyet Lebih Mudah Menular, Lewat Handuk dan Tempat Tidur

CDC menemukan, lesi pada wabah cacar monyet lebih kecil dibandingkan normalnya.

GridHEALTH.id - Cacar monyet masih menjadi masalah kesehatan yang perlu diwaspadai.

Meskipun sampai saat ini belum terdeteksi di Indonesia, tapi tidak ada salahnya untuk selalu berhati-hati.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan (CDC) Amerika Serikat, belum lama ini menginformasikan kabar terbaru terkait cara penularan virus monkeypox.

Virus tersebut dikabarkan jauh lebih mudah menular, sehingga perlu berhati-hati.

Pada awal kasus cacar monyet yang menyebar di berbagai negara di luar Afrika, penyakit ini banyak dialami oleh pria yang berhubungan sesama jenis.

Namun, anggota staf CDC Dr. Agam Rao menemukan, ada pula wanita yang terinfeksi cacar monyet.

Mereka juga telah menemukan adanya penularan yang terjadi antara anggota keluarga dan orang-orang yang melakukan kontak erat.

Bahkan dalam investigasinya, penularan cacar monyet dapat terjadi melalui peralatan sehari-hari seperti handuk hingga seperai.

"Kami juga mendengar di seluruh dunia tentang kontak dekat seperti anggota rumah tangga yang berbagi tempat tidur, handuk, telah tertular infeksi," kata Agam Rao, dikutip dari Reuters, Selasa (28/6/2022).

Baca Juga: Monkeypox Dinyatakan Sebagai Pandemi Oleh Jaringan Kesehatan Dunia, Memperingatkan Penularannya yang Cepat

"Jadi bukan hanya melalui kontak intim yang dekat (virus monkeypox) ini menyebar," jelasnya.

Dia juga menyebutkan, bahwa lesi yang ada pada pasien cacar monyet kali ini, ukurannya lebih kecil dibanding yang terjadi di Afrika.

Kasus cacar monyet di dunia

Jaringan Kesehatan Dunia (WHN), pada Kamis (23/6/2022), menyatakan bahwa cacar monyet sebagai pandemi.

Kelompok yang terdiri dari para ilmuwan independen yang dibentuk untuk mengatasi Covid-19 ini, mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membuat pernyataan resmi tersebut.

Akan tetapi, WHO tidak menyatakan cacar monyet sebagai keadaan darurat global, meskipun kasus konfirmasinya meningkat pesat.

Melainkan WHO menggambarkan situasi ini sebagai ancaman kesehatan yang berkembang.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, organisasi kesehatan ini sangat prihatin dengan skala penyebaran dan kecepatan penyebaran virus.

"Saya sangat prihatin dengan wabah cacar monyet, ini jelas merupakan ancaman kesehatan yang berkembang yang diikuti oleh rekan-rekan saya dan saya di Sekertariat WHO," kata Tedros, dikutip dari Channel News Asia.

Sejak awal Mei lalu, kasus cacar monyet sudah mencapai 3.000 yang terdeteksi di 50 negara.

Sementara selama awal tahun ini, sudah tercatat 1.500 kasus cacar monyet dan 70 kematian yang terjadi di Afrika Tengah. (*)

Baca Juga: WHO Mengganti Nama Cacar Monyet, Dinilai Diskriminasi Warga Afrika