Find Us On Social Media :

Alasan PTM 100 Persen di Tahun Ajaran Baru 2022, Kejar Capaian Pendidikan Saat Pandemi Covid-19

PTM 100 persen tetap menjadi pilihan capaian target pendidikan di tengah Covid-19.

GridHEALTH.id - Pelaksanaan PTM secara penuh jadi pilihan pemerintah untuk kejar capaian pendidikan di sekolah, meskipun masih dalam kondisi menghadapi pandemi Covid-19.

Kemendikbudristek mendorong pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) tahun ajaran 2021/2022 sebanyak 100 persen untuk mengejar ketertinggalan siswa selama masa pandemi Covid-19.

Kejar capaian pendidikan dengan PTM 100 persen di tengah pandemi Covid-19, kemendikbudristek menghimbau sekolah untuk melakukan asesmen diagnostik dalam membantu para siswa mengenali level kemampuan pendidikan masing-masing.

Dalam pelaksanaan PTM secara 100 persen di tengah pandemi Covid-19, pemerintah pun melakukan penyesuaian terhadap Panduan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri.

Selama pandemi Covid-19, pemerintah mengakui level kemampuan para siswa menjadi beragam karena pembelajaran mandiri yang terjadi saat sekolah sedang tidak menerapkan PTM.

Sehingga ditetapkanlah upaya untuk mendorong sekolah dalam mengoptimalkan PTM 100 persen.

Dilansir dari pers rilis Kemendikbudristek pada Kamis (14/07/2022), Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Muhammad Hasbi menyampaikan, pandemi Covid-19 telah membatasi aktivitas manusia sehingga berdampak dalam segala bidang, termasuk pendidikan.

Dampak besar yang terjadi akibat pandemi Covid-19 salah satunya adalah kehilangan pembelajaran (learning loss) yang memicu menurunnya capaian pendidikan.

Pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 pun diterapkan oleh pemerintah melalui pembelajaran tatap muka (PTM) secara 100 persen dengan melaksanakan Kurikulum Darurat.

Baca Juga: Hari Pertama PTM Tahun Ajaran 2022, Lahir Klaster Sekolah Harus Diwaspadai, Ini Kuncinya

Kurikulum Darurat dianggap mampu menjadi cara mencapai target pendidikan dan mengatasi kehilangan pembelajaran yang terjadi di satuan pendidikan sejak pandemi Covid-19 terjadi.

Muhammad Hasbi menuturkan bahwa PTM masih menjadi solusi paling efektif dibandingkan dengan sistem lainnya, sehingga per Senin ini (18/07/2022) menjadi hari pertama masuk sekolah di sejumlah wilayah seperti Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Saat PTM pun, guru dihimbau untuk melakukan asesmen diagnostik, sebuah asesmen yang dilakukan secara spesifik.

Upaya spesifik ini untuk mengidentifikasikan kompetensi, kekuatan, dan kelemehan siswa, sehingga PTM di tengah pandemi Covid-19 ini lebih dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa.

Guru dapat menerapkan pembelajaran berbasis kemampuan siswa saat PTM berlangsung di tengah pandemi Covid-19.

Selain perubahan cara ajar peserta didik, penerapan protokol kesehatan, fasilitas kesehatan yang memadai, pemberian vaksinasi pada pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) harus terus dilakukan di atas 80-100% selama PTM secara 100 persen masih menjadi pilihan untuk capaian pendidikan.

Sosialisasi penerapan protokol kesehatan kepada peserta didik juga harus terus dilakukan dalam penyelenggaraan PTM 100 persen, salah satunya melalui Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang sudah dilakukan di setiap sekolah.

Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementrian Kesehatan, Erna Mulati juga mengharapkan pelaksanaan PTM 100 persen yang dimulai Senin ini (18/07/2022) tidak disambut dengan euforia yang justru berkemungkinan mengabaikan penerapan protokol kesehatan.

Di tengah pelaksanaan PTM 100 persen yang masih menjadi pilihan untuk kejar capaian pendidikan di tengah Covid-19, pemerintah mengharapkan adanya kolaborasi aktif antara sekolah sebagai satuan pendidikan dengan keluarga dalam mencegah pandemi Covid-19 di sekolah.(*)

Baca Juga: Vaksin Lindungi Anak dari Covid-19 Saat PTM, Ini yang Perlu Disiapkan Orangtua