Find Us On Social Media :

Di Trimester Pertama Ibu Baiknya Melakukan Pemeriksaan Laboratorium Ini

Pemeriksaan laboratorium yang baiknya ibu lakukan di trimester 2.

GridHEALTH.id - Selain di persiapan kehamilan, pemeriksaan laboratorium penting dilakukan ibu saat masuk trimester pertama.

Tujuannya untuk mengetahui ada-tidak infeksi saluran kemih (ISK) karena penyakit ini cukup berbahaya bagi ibu hamil maupun janinnya.

Sedangkan pemeriksaan darah rutin, antara lain pemeriksaan hemoglobin (Hb) untuk mengetahui ada-tidak anemia pada ibu hamil; hematokrit (Ht) untuk melihat ada-tidak kesesuaian dengan kadar Hb, konsentrasi volume cairan darah dan jumlah sel darah; trombosit untuk mendeteksi gangguan sistem pembekuan darah atau pada penyakit yang merusak trombosit seperti demam berdarah; ketidaksesuaian golongan darah dan rhesus; deteksi diabetes, hepatitis B, TORCH, dan sindrom ACA.

Lebih jelasnya simak paparan berikut ini:

1. Infeksi saluran kemih (ISK)

Hormon kehamilan membuat otot-otot polos kandung kencing tak mudah berkontraksi. Akibatnya, pengosongan kandung kencing jadi tak optimal, sehingga terdapat sisa kencing di dalam kandung kencing.

Kondisi organ intim yang kurang bersih atau cara cebok yang salah, membuat saluran kemih mudah tercemar.

ISK dapat menyebabkan kelahiran prematur, keguguran, dan kematian janin.

2. Anemia

Baca Juga: Pejabat Kesehatan AS Skeptis, 'Sudah Terlambat Untuk Mengendalikan Wabah Cacar Monyet'

Penyakit ini bisa dimulai sejak sebelum kehamilan atau baru muncul setelah kehamilan berlangsung.

Jika sebelum hamil sudah anemia, maka di saat hamil akan tambah berat.

Anemia yang paling sering dialami ibu hamil adalah defisiensi (kekurangan) zat besi.

Penyakit ini dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, BBLR, dan kemungkinan cacat bawaan.

3. Diabetes Gestasional

Jika baru muncul saat kehamilan, disebut diabetes semasa kehamilan (gestational diabetic).

Karena itu bisa hilang setelah melahirkan, meski bisa juga menjadi parah bila tak terdeteksi. Yang jelas, baik diabetes semasa kehamilan maupun sejak sebelum hamil (pregestational diabetic) berdampak pada kelahiran bayi di atas 4 kg (giant baby/bayi besar), kematian janin (kerap terjadi di usia kehamilan 34-36 minggu), dan kecacatan multipel organ (tak ada tempurung kepala, susum tulang belakang tak tertutup, tak ada lubang dubur, kelainan jantung, ginjal, dan saraf).

4. Hepatitis B

Peradangan pada hati yang disebabkan infeksi virus hepatitis B ini, bila diderita ibu hamil pada trimester I dapat mengakibatkan keguguran.

Baca Juga: Rumah Tangga Salah Satu Penghasil Sampah Terbanyak di Indonesia

Sedangkan bila kejadiannya di trimester II dan III, dapat menyebabkan kelahiran prematur.

Juga bisa terjadi infeksi vertikal (penularan dari ibu ke bayinya). Hepatitis B bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi sebelum kehamilan terjadi.

5. Sindrom ACA (Anticardiolipin)

Sering disebut juga APS (Antiphospholid Syndrome), sindrom Hughes, atau sindrom darah kental adalah penyakit autoimun yang menyebabkan darah lebih kental dan mudah membeku.

Akibatnya, aliran darah yang membawa makanan dan oksigen ke plasenta menjadi kurang lancar, sehingga janin akan gugur pada periode embriologi.

Jikapun mampu bertahan, umumnya lahir prematur atau setidaknya BBLR (berat bayi lahir rendah), atau bahkan meninggal begitu lahir atau malah selagi di kandungan.

6. Infeksi TORCH

TORCH singkatan dari Toksoplasmosis, Other Infections (antara lain HIV, Sipilis, Klamidia, dan lain-lain), Rubela, Cytomegalovirus (CVM), dan Herpes Simpleks Virus (HSV).

Jika ibu hamil sampai terinfeksi TORCH, dapat mengakibatkan kelainan bawaan.

Baca Juga: Menimbulkan Gejala Seperti Infeksi Saluran Kemih yang Dialami Kalina Oktarani, Ini Masalah Umum Pada Organ Intim Wanita

Karenanya harus diobati sejak dini.

Jadi jangan abaikan pemeriksaan laboratorium di trimester 1 ya bu.(*)

Baca Juga: 3 Anjuran yang Wajib Ditaati di Pesawat Udara Demi Kesehatan Kita

Artikel ini telah publish di nakita.id, dengan judul; Pemeriksaan Laboratorium di Trimester Pertama