Find Us On Social Media :

Anak Sering Berjalan Jinjit, Apakah Indikasi Kelainan Saraf?

Jalan jinjit wajar dilakukan anak jika masih belajar berjalan.

Jalan jinjit juga kerap kali dikaitkan ciri anak spektrum autisme, yang memengaruhi kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Neurologi Anak, dr Arifianto, Sp.A(K), mengatakan bahwa orangtua harus memperhatikan kebiasaan jalan jinjit anak.

Dilihat lebih lanjut, apakah jalan jinjit yang dilakukan oleh anak dilakukan secara konsisten atau terus-menerus atau hanya sesekali saja.

"Umumnya hal jalan jinjit yang kadang iya dan kadang nggak itu, terjadi pada anak yang baru mulai bisa jalan," kata dokter Arifianto dalam webinar, Selasa (26/07/2022).

Ia menjelaskan, jalan jinjit sering dilakukan oleh anak-anak yang baru belajar berjalan atau peralihan dari merangkak.

Jalan jinjit yang sering terjadi ketika anak baru belajar berjalan, biasanya akan berkurang intensitasnya saat berusia 18 bulan.

Hal ini karena pada usia tersebut, seorang anak biasanya sudah bisa berjalan secara mandiri.

Baca Juga: Penelitian Terbaru: Hepatitis Akut Misterius pada Anak Disebabkan oleh Adenovirus dan Pembantu Adenovirus, AAV2

"Kalau dia sudah lancar jalan kemudian dikaitkan dengan jinjit, kemudian dia nggak, ada kemungkinan anaknya iseng," ujarnya.

Dokter Arifianto menyebutkan, jalan jijit pada anak merupakan salah satu tahap perkembangan anak motorik kasar yang bisa dilihat dengan jelas.

Jika kemampuan motorik yang lain berjalan sesuai dengan usianya, tanpa ada gangguan apapun, maka bisa dibilang aman.

"Tapi kalau jalan jinjit cenderung menetap, bahkan saat sudah jalan lancar pun dia tetap jinjit, harus dipastikan adanya kekakuan di otot tungkai bawahnya," jelas dokter yang berpaktik di RSUD Pasar Rebo tersebut.