Find Us On Social Media :

Kini Ibu Hamil Wajib Lakukan Skrining Hepatitis B Saat Pemeriksaan Kandungan

Ibu hamil akan diwajibkan lakukan skrining hepatitis B untuk mengurangi risiko penularan pada bayi.

GridHEALTH.id - Hepatitis adalah salah satu penyakit di Indonesia yang menjadi silent killer terbanyak. Karenanya penanangan pencegahan menjadi hal yang wajib dan penting.

Sillent killer adalah penyakit yang sulit dideteksi dan menyebabkan risiko kompleks hingga kematian yang lebih tinggi, karena kondisi yang telat ditemukan dan sudah dalam kondisi yang parah.

Karenanya pemerintah melalui Kemenkes RI memiliki program eliminasi hepatitis dan salah satunya pada hepatitis B dan C yang masih sangat banyak dijumpai kasusnya di Indonesia.

Kini Pemerintah Indonesia akan mewajibkan ibu hamil melakukan skrining hepatitis, khususnya hepatitis B saat pemeriksaan kandungan sebagai langkah preventif deteksi dini dan menekan risiko bayi tertular hepatitis B.

Hal ini ditegaskan karena populasi pada ibu hamil menjadi salah satu kelompok rentan yang sangat berpotensi menularkan virus hepatitis pada bayi.

Hal ini dikenal dengan mother to child transmition (MTCT).

Ketahuilah, ibu hamil di Indonesia yang mencapai 4,8 juta per tahun dan bayi sekitar 24-25 juta di Indonesia, membuat populasinya sangat penting untuk dipastikan tidak terkena hepatitis B, jika tidak berhasil dideteksi maka akan semakin berlipat ganda jumlah penderita hepatitis B di Indonesia, yang hanya diawali dari tidak terdeteksinya ibu hamil.

Sehingga diprioritaskan skrining hepatitis B pada ibu hamil dan bayi, tujuannya untuk menekan jumlah kejadian hepatitis B di Indonesia.

Kekhawatiran Ibu Hamil, Gratis

Baca Juga: Inilah yang Dimaksud dan Ciri Obat Palsu juga Cara Mendeteksinya

Ibu hamil tidak perlu khawatir, karena skrining hepatitis B tidak akan memberikan dampak negatif, tetapi justru baik untuk kondisi kesehatan bayi dalam mendeteksi dini bayi terkena virus hepatitis B.

Perlu diketahui, data menyebutkan  bahwa bayi dengan hepatitis B sejak lahir hanya memiliki 5-10% tingkat kesembuhan, sebanyak 95% sisanya bayi tidak bisa sembuh dari hepatitis dan berisiko besar terkena sirosis hingga kanker hati.