Intervensi Tenofovir Cara Tepat Hentikan Penularan Hepatitis B pada Ibu Hamil

Hapatitis B pada ibu hamil.

Hapatitis B pada ibu hamil.

GridHEALTH.id - Prevalensi infeksi Virus Hepatitis B (VHB) di Indonesia berkisar 2,5% sampai 36%.

Menurut kriteria World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sebanyak 10.391 serum yang diperiksa ditemukan prevalensi HBsAg positif 9,4%.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar Ibu hamil mempunyai resiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah berstatus HBsAg positif yaitu sebanyak 100 responden (85%).

Hasil uji Chi Square nilai p-value 0,463 > 0,05. Ada hubungan antara status HBsAg pada Ibu hamil dengan resiko berat badan lahir rendah. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, di tahun 2021 sebanyak 2.946.013 ibu hamil telah dideteksi dini dan diketahui, sebanyak 1,61% (47.550) ibu hamil terdeteksi positif terinfeksi hepatitis B.

Ibu hamil yang berstatus HBsAg positif  memiliki potensi lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR.

Jadi memang meningkatnya jumlah penderita Hepatitis B pada ibu hamil masih menjadi persoalan.

“Ini berarti, ibu hamil tersebut dapat menularkan hepatitis B kepada anak yang dikandungnya,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu saat membuka Webinar Hari Hepatitis Sedunia 2022 bertajuk “Mendekatkan Akses Pengobatan Hepatitis Karena Hepatitis Tidak Dapat Menunggu” yang digelar secara daring pada Kamis (28/7/2022).Dirjen Maxi menyebutkan Kementerian Kesehatan terus melakukan upaya untuk memutus mata rantai penularan Hepatitis B dari ibu ke anak.

Baca Juga: Selangkangan Hitam pada Wanita Lenyap dengan 5 Bahan Alami Ini

Salah satunya melalui pemberian Tenofovir pada Ibu hamil.“Untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak yang dikandungnya, akan dilakukan pemberian obat anti virus Tenovofir kepada ibu hamil pada usia kehamilan 28 minggu,” kata Dirjen Maxi, dilansir dari SehatNegeriku (28/07/2022).Dikatakan Dirjen Maxi, intervensi pemberian Tenofovir telah dilaksanakan di beberapa negara endemis Hepatitis B dan merupakan salah satu intervensi yang dapat dipilih untuk mencegah penularan hepatitis B pada ibu hamil.

Hal tersebut sesuai pedoman WHO.Di Indonesia, pemberian obat Tenofovir telah dilaksanakan di RS Wahidin Makasar Sulawesi Selatan dan RS Karyadi Semarang Jawa Tengah.Kegiatan intervensi ini rencananya akan diperluas pada 10 kabupaten/kota yaitu Kota Bandar Lampung, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Surabaya, Banjarmasin, Makassar dan Kupang di 6 provinsi yaitu Provinsi DKI Jakarta, Lampung, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur.Tidak hanya itu, sejak tahun 2017, Kementerian Kesehatan mewajibkan program Imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir dan dilanjutkan dengan imunisasi rutin HB1 pada usia 2 bulan, HB2 pada usia 3 bulan dan HB3 pada usia 4 bulan.

Bahaya Hepatitis B pada Ibu Hamil

Hepatitis B sendiri merupakan sebuah infeksi akibat virus hepatitis B (HBV).

Baca Juga: Kebiasaan Inilah yang Buat Tubuh Jadi Gemuk, Sebaiknya Mulai Dihindari

Virus ini terkandung di dalam darah atau cairan tubuh penderita, seperti sperma dan cairan vagina.

Penularan virus ini, melansir dinkes.surakarta.go.id (28/07/2021), dapat terjadi melalui hubungan seksual, baik secara vaginal, anal, maupun oral.

Selain itu, berbagi alat cukur, sikat gigi, atau jarum suntik yang telah terkontaminasi darah penderita juga dapat meningkatkan risiko tertular penyakit ini.

Meski hepatitis B tidak menular melalui pemberian ASI ibu kepada sang bayi namun penularan hepatitis B dari ibu ke anak tetap dapat terjadi ketika ibu yang menderita hepatitis B melahirkan secara normal lewat vagina.

Hepatitis B yang dialami pada ibu hamil akan memicu timbulnya komplikasi kesehatan lainnya, seperti mengidap diabetes gestasional, ketuban pecah sebelum waktunya, memiliki faktor risiko lebih tinggi mengalami perdarahan saat kehamilan, serta mengidap batu empedu.

Oleh sebab itu pemberian vaksin penguat imunitas diperlukan atau biasanya dokter akan memberikan obat antivirus guna mencegah perkembangan virus hepatitis B pada janin.

Khusus Bagi Penderita Hepatitis B

Bagi pengidap virus hepatitis B sendiri diharapkan menjauhi beberapa makanan yang mengandung :

* Lemak jenuh yang biasa ditemukan dalam mentega, krim asam, dan makanan olahan susu berlemak tinggi lainnya, potongan daging berlemak, dan makanan yang digoreng.

Baca Juga: 4 Manfaat Bawang Putih Bagi Ibu Hamil, Tapi Jangan Dimakan Berlebihan

* Makanan manis kemasan seperti kue, soda, dan makanan yang dipanggang.

* Makanan dengan garam tinggi.

* Alkohol.

* Kerang mentah atau kurang matang, yang disinyalir dapat menampung virus dan bakteri. Makanan olahan yang mengandung zat kimia tambahan dan kadar garam yang tinggi.

Mereka yang sudah terinfeksi hepatitis B sangat dianjurkan;

* Menghindari berhubungan seks dengan siapa pun (terutama seks tanpa menggunakan kondom)

* Tidak berbagi jarum untuk suntik.

* Tidak melakukan donor darah atau sperma.

* Tidak berbagi dengan orang lain dalam menggunakan alat cukur, sikat gigi, dll yang dapat terkontaminasi dengan darah.

Baca Juga: Escargot Menu Favorit Asal Prancis Rendah Lemak dan Karbohidrat, Bahan Bakunya Melimpah di Indoensia

* Menutup luka dengan pembalut khusus luka.

* Jika terdapat darah jatuh ke lantai setelah mengalami kecelakaan, segera dibersihkan dengan cairan pemutih (bleaching).(*)

Baca Juga: Mengalami Iritasi Mata? Coba Cara Alami Ini Untuk Mengobati Mata Kering