Find Us On Social Media :

Virus Machupo dalam Parsetamol Kembaili Viral, Pakar Farmasi UGM Beberkan Fakta Sebenarnya

Pakar farmasi UGM beberkan fakta sebenarnya prihalk viralnya kembali informasi virus Machupo dalam parasetamol.

GridHEALTH.id - Pernah membaca dan melihat konten seperti ini:

“PERINGATAN:Hati-hati untuk tidak mengambil Paracetamol yang datang ditulis P/500. Ini adalah Paracetamol baru, sangat putih dan mengkilap. Menurut dokter terbukti mengandung “Machupo” virus, dianggap salah satu virus yang paling berbahaya di dunia dan dengan tingkat kematian yang tinggi. Silakan berbagi pesan ini, untuk semua orang dan keluarga dan menyelamatkan hidup dari mereka”.Konten di atas sempat membuat heboh pada 2017 lalu.

Tak sampai di situ, konten sejenis dengan beda teks muncul kembali di tahun berikutnya, bhkan hingga 2021.

Pada 2017 BPOM RI telah tegas menyatakan informasi tersebut adalah HOAX.Terkait isu di atas yang disebarkan secara berantai melalui media sosial, sampai saat ini Badan POM tidak pernah menerima laporan kredibel yang mendukung klaim bahwa virus Machupo telah ditemukan dalam produk obat Parasetamol atau produk obat lainnya.

Melansir laman BPOM RI (8/02/2017), virus Machupo sendiri diketahui merupakan jenis virus yang penyebarannya dapat terjadi melalui udara, makanan, atau kontak langsung.

Virus Machupo dapat bersumber dari air liur, urin, atau feses hewan pengerat yang terinfeksi dan menjadi pembawa (reservoir) virus tersebut.Menganai hoax virus Machupo, kepala BPOM RI, Penny K. Lukito mengimbau masyarakat Indonesia untuk membeli obat di apotek atau sarana resmi lainnya seperti toko obat berizin.

Baca Juga: Temukan Benjolan Merah di Vagina Mirip Jerawat? Ini 4 Penyebab dan Cara Mencegahnya

"Ingat CEK KLIK, cek kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa", ujar Penny K. Lukito.

"Jadilah konsumen cerdas, jangan mudah terpengaruh oleh isu/hoax yang beredar di media sosial. Apabila menemukan produk yang mencurigakan, laporkan ke contact center Badan POM di nomor telepon 1500533 (pulsa lokal) atau Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia,” lanjutnya.

Di masa pandemi Covid-19, hoax virus Machupo pada pasetamol kembali muncul.

Senada dengan BPOM RI, pakar farmasi UGM pun angkat bicara.

Ahli Farmasi UGM, Prof. Dr. rer nat. apt., Endang Lukitaningsih, M.Si., mengatakan dalam produk obat parasetamol 500 miligram terdapat virus Machupo tidak benar. "Klaim soal parasetamol mengandung virus Machupo itu salah, tidak bisa diperlengkapi," tuturnya, dikutip dari ugm.ac.id (2/08/2022).Sebab, ada aturan ketat yang harus dipatuhi perusahaan farmasi terkait cara produksi obat, termasuk parasetamol.

Parasetamol diproduksi dengan standar keamanan dan kebersihan yang cukup ketat. Produsen farmasi harus melakukan pengecekan kualitas terhadap obat yang diproduksinya. Kualitas kontrol sudah dimulai sejak bahan datang, baik secara kimiawi maupun cemaran biologis hingga pasca produksi. Produk parasetamol telah diperiksaaan, uji keamanan dan mutu sebelum mati di pasar."Sangat tidak mungkin selama proses produksi masih ada virusnya karena kondisi tablet juga harus betul-betul kering. Sementara virus memerlukan lingkungan lembab dan suhu rendah untuk bertahan hidup," papar Dosen Fakultas Farmasi UGM ini.

Baca Juga: Cara Mengobati Sendiri di Rumah Puting Payudara Luka Saat Menyusui

Jika ada virus yang bertahan dalam hidup, dikatakan Endang, hal tersebut dapat dipastikan karena adanya kontaminasi baik manusia maupun hewan yang terinfeksi virus Machupo.

Namun begitu, peluang kontaminasi virus dalam proses produksi obat sangat kecil karena melalui proses kontrol kualitas yang berlapis oleh perusahaan farmasi."Selama proses produksi ada sampling untuk menjaga produk baik saat pencampuran, membentuk tablet hingga setelah menjadi tablet," terangnya.Oleh sebab itu, Endang mengimbau masyarakat untum tidak mengkhawatirkan atau berlebihan mengonsumsi obat penurun panas ini.

Pasalnya, pesan berantai virus Machupo di parasetamol hanyalah tipuan dan belum ada kajian ilmiah yang membuktikan keberadaan virus Machupo dalam parasetamol.(*)

Baca Juga: Satgas Cacar Monyet IDI; Bukan Penyakit Menular Seks, Kontak Erat Penyebab Utama