Find Us On Social Media :

4 Bahaya Jika Melakukan Tes Swab Sendiri, Alatnya Bisa Patah di Dalam Hidung

Bahaya melakukan swab sendiri.

GridHEALTH.id - Swab antigen dan rapid tes antigen adalah jenis tes yang sama, dan hasil pemeriksaannya cepat.

Disebut swab karena teknik pengambilan sampelnya dengan mengusap area dalam hidung.

Swab antigen atau dikenal dengan rapid antigen bekerja dengan cara mendeteksi protein tertentu dari virus yang memunculkan respon kekebalan tubuh.

Dari setiap tes tentunya mempunyai akurasi (kelebihan dan kekurangan) yang berbeda-beda, namun standar bakunya adalah dengan menggunakan metode NAAT atau pemeriksaan PCR.Waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasil dari tes PCR yaitu kurang lebih 6-7 jam, sedangkan untuk rapid antigen memerlukan waktu sangat cepat.Meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia memicu banyak orang melakukan pemeriksaan dengan tes swab untuk mendeteksi keberadaan virus di dalam tubuh.

Selain tes swab PCR, tes swab antigen juga digunakan untuk mendeteksi virus COVID-19.

Tapi ingat, melakukan tes swab antigen sendiri sangat tidak dianjurkan, karena dapat menimbulkan bahaya bila tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Bahaya swab antigen sendiri, menurut dr. Michael Lekatompessy, Sp.THT-KL, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Siloam Hospitals Lippo Village, dilansir dari Siloamhospital.com (8/03/2022) ada 4, yaitu:

Baca Juga: Healthy Move, Memilih Outfit Yoga, Kenyamanan Bergerak Jadi Nomer Satu

1. Cedera hingga pendarahan pada hidungMelakukan tes swab antigen sendiri dapat menyebabkan cedera hingga pendarahan.

Hal tersebut bisa terjadi karena tangkai swab mengenai pembuluh darah.

Maka dari itu, dibutuhkan pengetahuan anatomi dari para tenaga kesehatan untuk mengetahui sampai sejauh mana alat swab itu masuk ke dalam rongga hidung untuk memastikan sampelnya terambil dengan benar.2. Menyebabkan rasa sakit dan patahnya tangkai swabMelakukan swab antigen tanpa bantuan tenaga kesehatan sangat tidak dianjurkan.

Hal ini disebabkan karena bisa menimbulkan rasa sakit dan dampak negatif lainnya, seperti patahnya tangkai swab.

Dampak seperti ini bisa terjadi kepada orang-orang yang memiliki struktur hidung yang tidak normal atau bengkok, yang membuat rongga hidung lebih sempit.

Bila orang yang melakukan swab tidak paham hal tersebut, maka akan sangat berisiko menimbulkan rasa sakit saat pengambilan sampel.

Baca Juga: Hasil Swab Suspek Cacar Monyet di Jateng Negatif, Pemeriksaan Lebih Lanjut Dilakukan

Selain itu, patahnya tangkai swab bisa diakibatkan karena bersin saat tangkai swab masuk ke dalam rongga hidung.

Bila tangkai patah di dalam dan tidak tahu cara mengambilnya, risikonya akan membahayakan dan tentunya menyebabkan rasa sakit juga pendarahan.3. Kesalahan hasil pemeriksaanHal terpenting dalam melakukan tes swab adalah interpretasi hasilnya.

Pasalnya, bila tidak dilakukan dengan prosedur yang benar, tes swab bisa menunjukkan hasil yang tidak tepat.

Misalnya, saat bagian yang diambil tidak sampai ke tempat yang seharusnya menjadi bahan pemeriksaan, dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat.4. Risiko tertular COVID-19 jika melakukan tes swab mandiri ke orang lainJika melakukan tes swab mandiri ke orang lain, hal itu bisa menjadi penyebab risiko yang lebih besar bagi Anda tertular COVID-19 dari orang tersebut.

Sebab, tidak ada yang tahu apakah orang tersebut positif terinfeksi COVID-19 atau tidak.

Baca Juga: Rumah Sakit di Jakarta dan Puskesmas Beda, Mengubah Pola Pikir Masyarakat

Dengan bahaya risiko penularan yang tinggi tersebut, sangat tidak disarankan untuk melakukan tes swab antigen sendiri tanpa tenaga kesehatan.

Tes swab seharusnya tetap dilakukan dengan bantuan petugas terlatih atau nakes dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.(*)

Baca Juga: Catat, Ini Data Ketersediaan Rumah Sakit Untuk Covid-19 Per 04 Agustus 2022!