Find Us On Social Media :

Waktu yang Tepat Untuk Tes HIV/AIDS, Kini Banyak Orang Harus Menjalankannya

Lakukan tes HIV/AIDS sedini mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik.

GridHEALTH.id - HIV/AIDS sebagai salah satu penyakit infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya pada sel darah putih yang disebut sel CD4 menyebabkan penyakit ini sangat berisiko bagi penderita.

HIV/AIDS sendiri menjadi salah satu penyakit yang ditargetkan oleh WHO dan dunia untuk ditekan jumlah kasusnya.

Oleh karena itu, WHO telah menyarankan bagi setiap orang untuk melakukan tes sedini mungkin sehingga lebih cepat diketahui dan lebih cepat diobati, di luar negeri sendiri, tes HIV/AIDS sudah bisa dilakukan secara pribadi pada masing-masing orang.

Pengecekan HIV/AIDS yang dilakukan lebih cepat akan lebih baik, karena dengan perkembangan pengobatan dunia modern, kini HIV/AIDS sudah ada obatnya sama seperti penyakit kronis lainnya yang tidak dapat hilang namun dapat dibantu terapi obat yang tepat untuk memperpanjang harapan hidup.

Dengan obat-obat ini maka imunitas tubuh akan coba dibantu, maka deteksi lebih dini adalah langkah yang tepat untuk dilakukan.

Dilansir dari postingan Profesor Zubairi dalam instagram pribadinya, @profesorzubairi, untuk mengetahui waktu yang tepat tes HIV/AIDS setidaknya dapat didasarkan pada tiga alasan ini:

- Timbulnya gejala yang dikhawatirkan sudah mengarah pada HIV/AIDS

- Memiliki banyak pasangan seksual yang berganti-ganti

- Telah berhubungan dengan seseorang yang terkena HIV/AIDS

Baca Juga: 52 Anak di Tulungagung Terpapar HIV/AIDS, UNAIDS Sebut Perawatan Terhadap Anak Sering Dikesampingkan

Profesor Zubairi pun mengatakan, "Pertama, kalau kita khawatir akan gejala-gejala HIV/AIDS itu perlu tes, yang kedua kalau ada riwayat penularan, jadi kemungkinan penularan misalnya hubungan seks dengan banyak partner atau yang berhubungan dengan orang yang HIV/AIDS."

Selain itu, Profesor Zubairi juga menegaskan bahwa tes HIV/AIDS akan lebih baik untuk dilakukan oleh semua orang, bukan hanya pada orang dengan alasan-alasan di atas.

"Tetapi pada prinsipnya, semua orang perlu tahu status HIV-nya, jadi kalau kita semua tes HIV boleh ga? bagus, bagus sekali, kan kalau ketahuan bisa diobati, makin awal pengobatan, makin baik hasilnya dan obatnya disediakan gratis oleh pemerintah, jadi tidak usah khawatir, silahkan tes," lanjut Profesor Zubairi menjelaskan.

Obat HIV/AIDS yang sudah ada di Indonesia adalah obat terapi Anti Retroviral (ARV), di mana dengan obat ini orang yang terinfeksi HIV/AIDS tetap bisa sehat, memiliki umur panjang, dan produktif.

Bagi seseorang yang telah dinyatakan memiliki HIV/AIDS, maka terapi ARV adalah hal wajib yang harus dilakukan secara teratur karena dapat menekan jumlah virus HIV/AIDS yang ada pada tubuh dan menjaga kekebalan tubuh.

Sel darah putih atau CD4 adalah sel darah dalam tubuh yang berfungsi untuk melawan penyakit, di mana pada saat dilakukan tes HIV/AIDS jumlah dari CD4 akan diperhatikan untuk menilai perkembangan penyakit HIV dan risiko berkembangnya infeksi.

Menurut WHO, CD4 dikatakan normal jika ada sebanyak 500-1.500 sel/mm3 darah, di mana jika CD4 seseorang berada di bawah 200 sudah dapat dikatakan memiliki gangguan pada kekebalan tubuh, inilah yang akan berisiko mudahnya terjadi infeksi, termasuk HIV/AIDS.

Kemenkes juga menyebut dengan meminum obat terapi ARV ini akan mencegah penularan pada orang lain dan mencegah munculnya gejala AIDS, menjaga produktivitas, hingga meningkatkan kualitas hidup.

Saat ini, terapi ARV sudah disarankan dimulai sejak dini, tidak perlu menunggu seseorang dengan HIV/AIDS memiliki CD4 di bawah 350, karena pengobatan dini terbukti baik untuk kesehatan dan ketahanan hidup pasien.(*)

Baca Juga: WHO Sarankan Pencegahan HIV Menggunakan Long-Acting Cabotegravir (CAB-LA)