Find Us On Social Media :

Stop Konsumsi Suplemen Kalsium, Hasil Penelitian Menunjukan Dampak Buruk Menyeramkan

Stop konsumsi suplemen kalsium.

Mengutip dari pionas.pom.go.id, dosis suplemetasi kalsium berbeda pada tiap individu. Ini penting harus diperhatikan.

Kebutuhan diet berbeda menurut usia dan relatif lebih besar pada anak-anak, kehamilan, dan sewaktu menyusui karena kebutuhan yang lebih besar, dan pada lansia karena kelainan absorpsi.

Pada osteoporosis asupan kalsium dengan dosis dua kali dari yang direkomendasikan dapat menurunkan laju kehilangan tulang.

Baca Juga: Muncul Covid-19 Subvarian BA.4.6, Ini Gejala yang Paling Banyak Dialami Pasien

Jika asupan kurang dari yang direkomendasikan, suplemen sebesar 40 mmol dapat diberikan.

Pada anak, hipokalsemia tanpa gejala yang ringan dapat ditangani dengan suplementasi kalsium oral.

Hipokalsemia dengan gejala yang berat memerlukan infus intravena kalsium glukonat 10% selama 5-10 menit, diulang jika gejala tetap ada, bahkan pada keadaan tertentu diperlukan pemberian infus selama 1 hari atau lebih.Hipokalsemia yang menetap memerlukan suplementasi kalsium oral dan analog vitamin D (alfakalsidol atau kalsitriol) untuk hipoparatiroidisme dan pseudohipoparatiroidisme atau vitamin D alami (kalsiferol) jika disebabkan defisiensi vitamin D.

Penting untuk memantau kalsium urin dan kalsium plasma selama terapi pemeliharaan jangka panjang.Pada neonatus, bayi baru lahir, hipokalsemia umum dijumpai pada beberapa hari pertama kehidupan, terutama sesudah kelahiran dengan asoiksia atau gangguan pernafasan.

Jika muncul 4-10 hari sesudah kelahiran, dapat disebabkan oleh defisiensi vitamin D, hipoparatiroidisme atau hipomagnesemia dan mungkin disebabkan serangan.Pada tetani hipokalsemik, injeksi awal intravena 10 mL (2,25 mmol) kalsium glukonat 10% harus dilanjutkan dengan infus yang yang berkesinambungan sebanyak 40 mL (9 mmol) per hari, tetapi kalsium plasma harus dimonitor.

Regimen ini dapat pula digunakan segera untuk mengurangi, untuk sementara, efek toksik hiperkalemia.(*)

Baca Juga: Jangan Sampai Kebobolan, Ini Tanda Alat Kontrasepsi IUD Sudah Bergeser