Find Us On Social Media :

Demi Kesehatan, PB IDI Dukung Pelabelan BPA di Kemasan Plastik

Pemasangan label bebas BPA di kemasan plastik.

"Selama ini masyarakat hanya menyoroti jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi terhadap kesehatan, namun mengabaikan pengaruh kemasan makanan atau minuman tersebut serta kandungan dalam kemasan tersebut terhadap kesehatan," kata dokter Ulul, dalam siaran pers yang diterima GridHEALTH.id, Jumat (12/08/2022).

PB IDI dukung palabelan BPA

Sebagai infromasi, pelabelan BPA pada kemasan makanan dan minuman juga telah dilakukan di negara bagian California, Amerika Serikat.

Sejumlah produsen di sana, diwajibkan mencatumkan label bertuliskan "kemasan ini mengandung BPA yang berpotensi meyebabkan kanker, gangguan kehamilan, dan sistem reproduksi".

Melihat risiko yang ditimbulkan dari paparan BPA pada makanan maupun minuman dan upaya untuk melindungi masyarakat, PB IDI mendukung BPOM dalam kajian regulasi pelabelan BPA pada kemasan plastik.

Dokter Ulul Albab mengingatkan agar semua pihak menerapkan visi ekonomi plastik baru yang sesuai dengan rekomendasi UNEP.

Di mana melakukan eleminasi plastik yang tidak dibutuhkan, berinovasi untuk memastikan plastik yang dibutuhkan bisa digunakan kembali, dapat didaur ulang, bisa dikomposkan, serta sirkulasikan semua barang plastik yang digunakan untuk menjaga agar tetap ekonomis dan ramah lingkungan.

PB IDI juga mengeluarkan rekomendasi terkait BPA pada kemasan plastik.

1. Pemberian label ada atau tidaknya BPA dalam kemasan plastik makanan ataupun minuman.

2. Produsen dan pelaku industri, diharapkan dapat berkonsultasi tentang kandungan BPA dan aturan pelabelan dengan BPOM RI.

3. Memilih kemasan plastik dengan label bebas BPA, termasuk pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

4. Tidak disarankan untuk menggunakan, menyimpan, atau mencuci botol minum berkali-kali dalam suhu tinggi.

5. Produsen dan konsumen lebih bijak dalam memproduksi hingga memilih kemasan plastik. (*)

Baca Juga: BPA vs. Bebas BPA Mengapa Masih Terus Menjadi Perdebatan? Banyak Negara Maju Anggap Masih Oke Penggunaan BPA