Find Us On Social Media :

Demi Kesehatan, PB IDI Dukung Pelabelan BPA di Kemasan Plastik

Pemasangan label bebas BPA di kemasan plastik.

GridHEALTH.id – Pelabepan Bisfenol A (BPA) di kemasan plastik yang direncanakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menuai pro kontra.

Pemasangan label BPA di kemasan plastik khususnya yang berbahan polikarbonat, dimaksudkan agar masyarakat tahu dan menjadi lebih aware terhadap dampak BPA bagi kesehatan.

Bisfenol A atau dikenal juga dengan BPA adalah senyawa kimia yang telah lama digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat.

Selain pada plastik polikarbonat (PC) yang sering digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman, BPA juga bisa ditemukan pada pelapis kaleng makanan.

Ketua Kajian Bidang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular PB IDI, dr Agustina Puspitasari, SpOK, SubSp.BioKO(K), mengatakan bahwa partikel BPA bisa bermigrasi ke dalam makanan dan minuman.

Apabila hal tersebut terjadi, maka akan berisiko menimbulkan masalah kesehatan bagi orang yang mengonsumsinya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa paparan BPA dapat memengaruhi fisiologis yang dikendalikan oleh endokrin, kelenjar prostat dan perkembangan otak pada janin, bayi, hingga anak-anak.

Tak hanya itu, perilaku anak-anak pun juga bisa terpengaruh oleh paparan BPA dari kemasan plastik yang bermigrasi ke makanan maupun minuman.

Dalam penelitian lain, disebutkan kalau BPA berkaitan dengan penyebab meningkatnya tekanan darah, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.

Seketaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Ulul Albab, SpOG, mengingatkan masyarakat untuk memerhatikan kemasan makanan.

Pasalnya, kemasan makanan juga memiliki pengaruh yang besar pada kesehatan makanan yang dikonsumsi.

Baca Juga: BPA yang Tak Sengaja Dikonsumsi Manusia Akan Dikeluarkan Melalui Urin

"Selama ini masyarakat hanya menyoroti jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi terhadap kesehatan, namun mengabaikan pengaruh kemasan makanan atau minuman tersebut serta kandungan dalam kemasan tersebut terhadap kesehatan," kata dokter Ulul, dalam siaran pers yang diterima GridHEALTH.id, Jumat (12/08/2022).

PB IDI dukung palabelan BPA

Sebagai infromasi, pelabelan BPA pada kemasan makanan dan minuman juga telah dilakukan di negara bagian California, Amerika Serikat.

Sejumlah produsen di sana, diwajibkan mencatumkan label bertuliskan "kemasan ini mengandung BPA yang berpotensi meyebabkan kanker, gangguan kehamilan, dan sistem reproduksi".

Melihat risiko yang ditimbulkan dari paparan BPA pada makanan maupun minuman dan upaya untuk melindungi masyarakat, PB IDI mendukung BPOM dalam kajian regulasi pelabelan BPA pada kemasan plastik.

Dokter Ulul Albab mengingatkan agar semua pihak menerapkan visi ekonomi plastik baru yang sesuai dengan rekomendasi UNEP.

Di mana melakukan eleminasi plastik yang tidak dibutuhkan, berinovasi untuk memastikan plastik yang dibutuhkan bisa digunakan kembali, dapat didaur ulang, bisa dikomposkan, serta sirkulasikan semua barang plastik yang digunakan untuk menjaga agar tetap ekonomis dan ramah lingkungan.

PB IDI juga mengeluarkan rekomendasi terkait BPA pada kemasan plastik.

1. Pemberian label ada atau tidaknya BPA dalam kemasan plastik makanan ataupun minuman.

2. Produsen dan pelaku industri, diharapkan dapat berkonsultasi tentang kandungan BPA dan aturan pelabelan dengan BPOM RI.

3. Memilih kemasan plastik dengan label bebas BPA, termasuk pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

4. Tidak disarankan untuk menggunakan, menyimpan, atau mencuci botol minum berkali-kali dalam suhu tinggi.

5. Produsen dan konsumen lebih bijak dalam memproduksi hingga memilih kemasan plastik. (*)

Baca Juga: BPA vs. Bebas BPA Mengapa Masih Terus Menjadi Perdebatan? Banyak Negara Maju Anggap Masih Oke Penggunaan BPA