GridHEALTH.id – Proses pembelaran tatap muka (PTM) sudah diterapkan di sekolah-sekolah yang berada di Indonesia.
Berdasarkan SKB 4 Menteri, PTM tahun ajaran baru 2022/2023 dilakukan secara 100 persen dan waktu sekolah pun juga kembali normal.
Sementara itu, kasus Covid-19 saat ini sedang kembali naik dan membuat anak-anak memiliki risiko yang besar untuk terpapar virus corona.
Ketua Satgas Covid-19 IDAI, dr Yogi Prawira, Sp.A(K), mengingatkan efek Covid-19 bagi anak-anak tidak boleh dianggap sepele.
“Anak kalau pun kena (Covid-19), gejalanya ringan, tapi kalau punya komorbid risikonya bisa fatal. Yang kita khawatirkan bukan hanya tentang tingkat kematian, tapi juga pasca Covid-19-nya,” kata dokter Yogi dalam media briefing yang dihadiri GridHEALTH.id, Jumat (19/8/2022).
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa anak-anak yang sempat terinfeksi Covid-19 beberapa di antaranya banyak yang mengalami kondisi berat.
Oleh karena itu, penerapan protokol kesehatan tidak boleh dilupakan, terutama menggunakan masker.
Menurutnya, sampai saat ini jenis masker yang direkomendasikan adalah masker medis dan pastikan dapat menutup hidung, mulut, hingga dagu.
Orangtua juga diingatkan untuk membawakan anak yang PTM masker cadangan, terutama jika anak harus ada di sekolah lebih dari pagi sampai sore.
“Masker medis ini masa filtrasinya hanya bisa bertahan sampai sekitar 4 jam, karena lebih dari itu akan cukup lembab sehingga filtrasinya berkurang,” ujarnya.
“Sehingga anak-anak yang terpaksa sekolah 6-8 jam, tidak cukup menggunakan masker satu saja, harus dibawakan masker cadangan,” tambah dokter Yogi.
Baca Juga: 2023 Vaksinasi Covid-19 Berbayar, Kecuali Kelompok Masyarakat Ini