Melihat kondisi tersebut, maka penting bagi para orangtua di Indonesia agar dapat membangun kebiasaan makan serat pada anak sedini mungkin.
Dengan mulai memperkenalkan makanan serat secara terus menerus sejak dini, maka diharapkankebiasaan yang baik ini dapat terus berlanjut hingga dewasa. “Dengan mengonsumsi serat dalam jumlah cukup, bisa memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan anak, seperti memperbaiki keseimbangan sistem imunitas tubuh, mengurangi inflamasi akibat alergi dan bermanfaat bagi mikrobiota di dalam saluran cerna yang akan membuat nutrisi makanan terserap dengan optimal.
Kondisi disbiosis atau ketidakseimbangan komposisi dan fungsi mikrobiota saluran cerna dapat berhubungan dengan kejadian alergi pada anak.
Bagi anak yang menderita alergi memiliki jumlah dan keberagaman mikrobiota saluran cerna yang lebih sedikit dibandingkan anak yang tidak mengalami alergi.
Untuk itu, pada anak yang memiliki alergi, orangtua harus dapat memilih jenis makanan yang tepat dan tidak mengandung zat-zat yang menyebabkan alergi, menjaga asupan gizinya tetap seimbang dan jugabisa diberikan makanan atau minuman yang difortifikasi serat,” imbuh dr. Endah. Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak.
Dari berbagai faktor pemicu, makanan merupakan salah satu masalah pemicu alergi yang sering dialami oleh anak. Sekitar 10% anak pada satu tahun pertama mengalami reaksi alergi terhadap makanan yang diberikan.
Alergi makanan secara signifikan mempengaruhi tumbuh kembang dan kualitas hidup. Selain mempengaruhi kesehatan dan fisik anak, alerg imakanan juga dapat mempengaruhi kualitas hidup anak seperti terbatasnya pemilihan makanan di luar rumah dan di sekolah, kecemasan timbulnya reaksi alergi jika tidak sengaja mengkonsumsi makanan tersebut, serta berisiko mengalami bullying di sekolah. Psikolog anak,Anastasia Satriyo M.Psi., Psi mengatakan, “Kondisi alergi yang dialami anak bukan hanya mempengaruhi kesehatan fisik, namun juga dapat memengaruhi kondisi psikologi si kecil dan orangtuanya.
Dampak psikologis dari alergi makanan seringkali membuat orangtua memikirkan dan mengkhawatirkannya serta menjadi cemas, terkadang lebih serius daripada alergi makanan itu sendiri.
Hal ini tergambar dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa 41% orangtua yang memiliki anak dengan kondisi alergi melaporkan dampak yang signifikan pada tingkat stres mereka.
Baca Juga: Pahami Tentang Hipertensi Primer dan Hipertensi Sekunder dan Cara Mencegahnya