GridHEALTH.id - Saat ini, Indonesia dan dunia tengah bersiap menyelesaikan pandemi Covid-19, yang sudah mendapat angin segar dari WHO.
Akhir dari pandemi Covid-19 dianggap sudah mulai terlihat, masyarakat pun diberikan harapan baru dengan kondisi ini.
Mengingat kasus pandemi Covid-19 di berbagai negara juga banyak mengalami penurunan.
Akan tetapi, beginilah langkah yang harus dilakukan masyarakat untuk keluar dari pandemi Covid-19.
Pernyataan WHO, Akhir Pandemi di Depan Mata
Dirjen WHO, Tedros Adhanom melalui sosial medianya bersama dengan WHO menyebutkan pandemi Covid-19 belum selesai, namun akhir sudah di depan mata.
"Kita tidak akan pernah berada di posisi yang benar-benar tepat untuk menyatakan pandemi selesai, (dan) kita belum sampai di titik itu, tapi akhir (pandemi) ada di depan mata," kata Tedros dalam cuitannya pada Jumat ini (16/09/2022).
Tedros juga menegaskan, "Kita bisa mengakhiri pandemi ini bersama-sama, tetapi hanya saat seluruh negara di dunia, perusahaan, komunitas, masyarakat, dan individu bergerak maju dan mengambil kesempatan ini."
Jika dunia tidak bersama-sama mengambil kesempatan ini, maka dunia terancam menghadapi lebih banyak varian baru dan kemungkinan besar menimbulkan risiko kematian lebih tinggi.
6 Hal Wajib yang Harus Dilakukan Untuk Keluar dari Covid-19
6 Hal wajib yang harus dilakukan masyarakat sesuai rekomendasi WHO untuk keluar dari pandemi Covid-19, yaitu:
1. Vaksinasi
Masyarakat harus dipastikan sudah vaksinasi 100% untuk grup prioritas termasuk tenaga kesehatan dan lansia harus memenuhi setidaknya 97% vaksin.
2. Testing dan Sequencing
Terus melakukan testing dan sequencing untuk Covid-19, integrasi surveilans, dan pelayanan testing, termasuk untuk gangguan respiratori lainnya, seperti flu/influenza di tengah masyarakat.
3. Sistem Kesehatan
Suatu negara harus memastikan ada sistem untuk memberikan pelayanan pada pasien dan mengintegrasikan pelayanan Covid-19 dengan sistem pelayanan kesehatan primer untuk masyarakat.
4. Persiapan Lonjakan Kasus
Untuk keluar dari pandemi Covid-19, negara dan masyarakat juga sudah siap dengan adanya kemungkinan lonjakan kasus, memastikan memiliki fasilitas dan tenaga kesehatan yang dibutuhkan.
5. Pencegahan dan Pengendalian
Negara juga harus siap melakukan pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19 di tengah masyarakat, dengan terus melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi melindungi petugas kesehatan dan pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan.
6. Penyampaian Informasi
Baca Juga: Kabar Baik, WHO Umumkan Akhir Pandemi, Sudah di Depan Mata, Tetap Tak Boleh Lengah
Negara juga harus transparan dan berkomunikasi dengan jelas kepada masyarakat terkait perubahan apapun dalam kebijakan Covid-19 disertakan alasan, dan latih nakes untuk siap mengidentifikasi serta menyampaikan informasi dan mengembangkan informasi kualitas tinggi dalam format digital.
"Bagaimana kebersamaan kita melakukan pencegahan dan pengendalian (terkait enam hal wajib ini)," kata dr. Mohammad Syahril dalam Undangan Konferensi Pers terkait Perkembangan Penyakit Covid-19, Cacar Monyet, dan Hepatitis Akut di Indonesia pada Jumat siang ini (16/09/2022).
Kesiapan Indonesia
Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril dalam Konferensi Pers terkait Perkembangan Penyakit Covid-19, Cacar Monyet, dan Hepatitis Akut di Indonesia pada Jumat siang ini (16/09/2022) memberikan tanggapannya terkait pernyataan Dirjen WHO prihal Akhir Pandemi Covid-19 di Depan Mata.
dr. Mohammad Syahril mengatakan, "Angin segar yang diberikan oleh WHO ini, artinya beliau memberikan penghargaan, terima kasih kepada seluruh negara dengan upaya bersama, angka-angka parameter yang ditetapkan itu terkendali di hampir banyak negara, sehingga disebutkan sebagai suatu tanda-tanda berakhirnya pandemi itu di depan mata."
"Tetapi beliau pun mengingatkan, semua ini bukan berarti kita sudah selesai pandemi, hal yang selama ini dilakukan semua negara, termasuk di Indonesia dengan disiplin masker dan vaksinasi, maka itu harus dipertahankan, sampai betul-betul pandemi ini dianggap berakhir," lanjut dr. Mohammad Syahril.
Ia juga menyampaikan, "Nah sebenarnya tergantung kita dan masyarakat dunia, kalau kita tidak meningkatkan atau mempertahankan disiplin protokol kesehatan tadi dan juga tidak mengejar cakupan vaksinasi, maka bisa saja apa yang dikatakan oleh Dirjen WHO tadi tidak menjadi suatu kesempatan emas bagi kita."
Indonesia sendiri dalam kasus Covid-19 mengalami penurunan baik dalam kasus positif, kasus aktif, kasus meninggal, kasus dirawat, BOR (keterisian, dan positifity rate dalam dua minggu terakhir hingga 15 September 2022.
Ini adalah hal baik dan udara segar untuk masyarakat Indonesia, jika melihat perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia.
Satu hal yang masih menjadi tugas besar dari seluruh elemen di Indonesia adalah capaian vaksinasi tiga yang masih sangat rendah.
Dengan kondisi ini, pemerintah melalui Jubir Kemenkes mengajak semua elemen, mulai dari pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat untuk membantu meningkatkan capaian vaksin ketiga agar Indonesia jauh lebih siap keluar dari pandemi Covid-19. (*)
Baca Juga: Efek Pandemi Covid-19, Anak Hadapi Ancaman Immunity Debt Sebagai Bentuk Utang Kekebalan