GridHEALTH.id - Suku Badui, apalagi Badui Dalam, sangat terkenal dengan ketertutupan mereka terhadap dunia luar.
Tetapi satu minggu lalu diketahui enam orang suku Badui meninggal dunia. Masyarakat Badui yang meninggal dunia itu terhitung satu bulan terakhir dengan gejala demam dan panas tinggi.
Dari keenam warga Badui yang meninggal dunia itu terdapat empat balita, yakni dua dari Badui Dalam dan 2 dari Badui Luar serta dua dewasa.
Tim medis dari Sahabat Relawan Indonesia telah datang ke lokasi, kemudian mengambil sampel darah di pemukiman masyarakat Badui Dalam di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menyusul dilaporkannya ada warga meninggal dunia.
"Kita berharap dengan pengambilan sampel darah itu bisa diketahui penyakitnya," kata Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat di Lebak, Sabtu (10/09/2022), dikutip dari GridHEALTH.id.
"Kami hari ini mengambil sampel darah dan masuk ke laboratorium Klinik RSDP Serang pada malam hari karena harus jalan kaki," katanya menjelaskan.
SRI bersama dokter Sari Lestari langsung melakukan respons cepat tanggap saat mengetahui kasus enam warga Badui meninggal dunia.
Dalam ilmu medis, bila ada kejadian seperti ini harus dilakukan observasi secara serius dan hati-hati agar penanganannya bisa komprehensif.
"Tim medis dokter, perawat dan bidan berangkat pagi dan masuk ke Badui Dalam dengan berjalan kaki hingga menempuh tiga jam dari perbatasan Badui," katanya.
Pengambilan sampel darah juga dilakukan terhadap warga lainnya yang demam maupun tidak.
Kemudian pada Minggu kemarin (18/09/2022), Arif menyebutkan enam warga Badui teridentifikasi positif campak setelah dilakukan pengambilan sampel darah pekan lalu dengan melibatkan laboratorium Klinik RSDP Serang.
"Kami Senin (19 September) besok akan mendirikan posko di Cijahe untuk pemeriksaan campak bagi warga Badui," kata Arif dikutip dari Antara (18/09/2022).