GridHEALTH.id - Hepatitis akut sempat membuat khawatir para orangtua dengan ditemukannya peningkatan kasus baru.
Ditambah hepatitis akut dikenal sebagai salah satu penyakit yang hingga kini belum diketahui penyebabnya.
Kemunculannya pun berada di tengah-tengah pandemi Covid-19, sehingga menimbulkan praduga hepatitis akut berkaitan dengan adanya hutang kekebalan tubuh atau immunity debt.
Ini kata Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K), seorang Dokter Spesialis Anak Subspesialisasi Gastohepatologi saat menjawab pertanyaan tim GridHEALTH.id dalam Konferensi Pers terkait Perkembangan Penyakit Covid-19, Cacar Monyet, dan Hepatitis Akut di Indonesia pada Jumat (16/09/2022).
Hepatitis Akut pada Anak
Data per 8 Juli 2022, 1.010 kasus probable hepatitis akut dari 35 negara di dunia, terbanyak di wilayah Eropa dan Amerika, dengan rincian sebanyak 46 kasus membutuhkan transplantasi hati dan 22 kasus meninggal dunia.
Meski penyebabnya masih dipertanyakan, hepatitis akut yang umum menyerang anak dapat diketahui langkah pencegahan dan pengobatannya.
Inilah yang perlu diperhatikan oleh orangtua agar anak dapat terlindungi dengan melakukan pencegahan.
Perkembangan Hepatitis Akut di Indonesia
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Jubir Kemenkes melalui Konferensi Pers Virtual pada Jumat lalu (16/09/2022) dapat diketahui jumlah kasus hepatitis akut di Indonesia saat ini.
Per 15 September 2022 disebutkan bahwa Indonesia memilliki 35 kasus probable dengan diikuti 7 pending atau sedang menunggu hasil pemeriksaan lab untuk hepatitis A sampai E.
Serta 49 kasus dinyatakan discarded atau bisa jadi hepatitis akut jenis A sampai E dan adanya etiologi lain terdeteksi.
Immunity Debt
Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K) pun menjelaskan mengenai hal ini, "Immunity debt itu adalah suatu keadaan di mana stimulasi terhadap seorang anak sehingga respons imunnya tidak mendapatkan stimulasi yang cukup, sehingga imunnya tidak terbentuk untuk keadaan tertentu."
"Memang kita tahu bahwa pada keadaan pandemi (Covid-19), anak-anak itu memang cenderung disembunyikan oleh orangtuanya, gaboleh keluar, gaboleh bertemu dengan orang lain, cenderung sangat disayanglah," sambung Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K).
"Hal yang baik sebetulnya, tapi dilain pihak memang kita tahu bahwa anak-anak itu jarang sakit karena disembunyikan, itu memang ada kemungkinan respons imunnya tidak teraktivasi, sehingga istilahnya bisa terjadi immunity debt," kata Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K) menjelaskan hutang kekebalan tubuh yang bisa terjadi pada anak.
Para dokter di dunia sudah mulai menyerukan terkait adanya kemungkinan peningkatan kasus penyakit pada anak, khususnya yang menyerang saluran pernapasan setelah pandemi Covid-19 berakhir.
Hepatitis Akut dan Immunity Debt
Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K) juga menyebutkan adanya pola yang mirip setiap kali selesai pandemi,"Kita juga melihat pada seratus tahun yang lalu, pada saat pandemi influenza, juga terjadi hal yang sama, keadaan seperti ini.
"Itu yang mungkin membuat orang berspekulasi bahwa memang mungkin terjadi perubahan sistem imun pada anak-anak yang tidak keluar itu, yang seratus tahun yang lalu pun kenanya pada anak-anak," menurut Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K) alasan munculnya spekulasi ini.
"Jadi memang teori mengenai immunity debt ini, bukan suatu istilah yang diluncurkan baru-baru ini, (tetapi) adalah mungkin saja hal ini bisa terjadi hepatitis akut karena immunity debt ini, karena stimulasi pada anak-anak yang kurang pada saat dia disembunyikan, dilindungi sama keluarganya," sambung Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K).
"Tetapi ini masih sebagai suatu hipotesis, memang mungkin tetapi masih hipotesis," tutup Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K) menjawab kemungkinan yang ada dan penyebab hepatitis akut belum secara pasti diketahui. (*)
Baca Juga: Efek Pandemi Covid-19, Anak Hadapi Ancaman Immunity Debt Sebagai Bentuk Utang Kekebalan