Find Us On Social Media :

Masa Inkubasi Penyakit Kusta Bisa Sampai 2 Tahun Lebih, Gejalanya Bisa Tidak Disadari

Gejala awal penyakit kusta.

GridHEALTH.id - Pada umumnya penderita kusta tidak merasa terganggu dengan gejala awal, yaitu bercak putih menyerupai panu.

Tak hanya itu, beberapa bercak putih di tubuh yang mati rasa juga tidak akan disadari, bahkan rasa gatal atau pun sakit juga tidak terasa.

Gejala lanjutan juga harus diwaspadai karena menyebabkan kecacatan.Berdasarkan data yang dihimpun oleh Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, tercatat jumlah kasus Kusta baru sejak tahun 2018 s.d. 2021 berturut-turut sebanyak 344 orang,  570 orang, 321 orang dan 383 orang.

Artinya ada tren kenaikan kasus penyakit kusta ini, meskipun tak sebanyak di tahun 2019.

Baca Juga: Penyebab dan Ciri Infeksi Paru pada Bayi, Kenali Penanganan yang Tepat

Indonesia adalah negara ketiga tertinggi didunia, setelah India dan Brazil untuk jumlah kasus baru kusta.

Di Indonesia, Jawa Timur sendiri menduduki urutan tertinggi dengan kasus kusta terbanyak.

Kondisi ini tentu membuat heran. Bagaimana tidak, kuman kusta sudah pastikan penyebabnya dan pengobatannya malah diberikan secara cuma-cuma tetapi masih saja ditemukan kasusnya.

Penyakit InfeksiPenyakit kusta merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium Leprae) yang terutama menyerang kulit dan syaraf dan tidak berbahaya apabila diobati dengan tepat.

Baca Juga: Pilihan Obat Koletsrol Tinggi Resep Dokter, Ketahui Juga Efek Sampingnya!

Penyakit Kusta sendiri memiliki dua tipe, menurut artikel yang ditulis  dr. Ary Widhyasti Bandem, MKes, SpKK, FINSDV - RS Husada Utama, publish di laman husadautamahospital.com, yaitu Kusta Kering (PB/ Pausi Basiler) dan Kusta Basah (MB/ Multi Basiler).Intinya kusta adalah penyakit yang menyerang kulit dan susunan saraf tepi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae.

Kuman penyabab kusta sifat kuman yang membelahnya lama, masa tunas (inkubasi) terjadinya penyakit kusta juga lama yaitu 2-5 tahun.

Nah, yang perlu diperhatikan, dan ini selalu menjadi PR berulang-ulang, masyarakat masih ada menganggap kusta sebaga kutukan dan penyakit yang menjijikkan.

Oleh karena anggapan itu, penderita malu dan tidak berobat dengan benar dan tuntas.

Baca Juga: Nyeri di Bagian Belakang Telinga Karena Muncul Benjolan, Simak Cara Mengobatinya!

Belum lagi kalau penyakit ini terlambat diobati, kuman mycobacterium leprae menyebabkan kerusakan saraf tepi sehingga terjadi kelumpuhan dan cacat permanen.

Akibat kerusakan saraf, penderita kehilangan kemampuan merasakan perbedaan suhu (panas/dingin), hilangnya rasa raba, hilangnya rasa nyeri yang disebut mati rasa sehingga mudah terluka.

Luka ini tidak kunjung sembuh dan akhirnya menyebabkan kecacatan permanen dan pada kasus ekstrem tampak mengerikan.

Gejala Awal Kusta

Gejala awal kusta berupa bercak berwarna putih, bisa warna merah atau tembaga yang mati rasa. Bercak bisa menebal maupun datar.

Baca Juga: Vaksin Cacar Monyet dari Denmark Tiba di Indonesia Akhir Oktober 2022, Tiga Kelompok Prioritas Menurut Satgas IDI

Bercak putih mirip panu akan tetapi tidak disertai rasa gatal (malah mati rasa). Kemudian ditemukan pembesaran saraf tepi seperti di area leher, siku, pergelangan tangan maupun tungkai. Kerusakan saraf ini lama kelamaan menyebabkan kelumpuhan.

Jika kuman penyebab kusta sudah masuk ke tubuh, semua bagian tubuh dapat dirusak oleh kuman mycobacterium leprae dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Ada penderita yang rambut dan alisnya rontok, ada yang mengalami kebutaan, dan lain sebagainya.

Penularan Kusta dan pengobatannya

Karenanya penyakit ini baiknya dicegah. Walaupun kuman mycobacteriusm leprae dijumpai pada binatang seperti chimpanse, armadilo maupun telapak kaki tikus akan tetapi inang (host) yang menjadi sumber penularan sampai saat ini adalah manusia.

Baca Juga: 92% Makanan Laut Bangladesh Mengandung Mikroplastik, Bukti Alam Darurat Sampah Plastik? Ini Bahaya Kesehatan yang Mengintai

Kuman ini paling banyak ditemukan di mukosa hidung penderita yang terinfeksi sehingga penularan paling besar adalah lewat saluran pernapasan.

Kontak yang lama dan hidup berdekatan erat dengan orang yang masih terinfeksi disebutkan sebagai cara penularan penyakit ini.

Hanya saja bila daya tahan tubuh terhadap kuman ini baik,seseorang tidak akan tertular penyakit ini.

Untuk mengobati kusta memakan waktu yang cukup lama.

Kusta kering (pausibasiler) diobati selama 6 bulan dan kusta basah (multibasiler) diberi pengobatan selama 12 bulan.

Pengobatan jangka lama ini sering kali tidak berjalan dengan lancar. Selama pengobatan kadang terjadi beberapa efek samping (warna kulit jadi menghitam, gangguan lambung, kencing berwarna merah) dan komplikasi (reaksi lepra) sehingga penderita enggan meneruskan pengobatan.(*)

Baca Juga: Muncul Kutil di Ketiak Apakah Disebabkan Mencukur Bulu Ketiak?

l