Find Us On Social Media :

Orangtua Jangan Lengah, Anak Malas Minum Berisiko Rusak Ginjal

Kebutuhan cairan pada anak yang tak terpenuhi, dapat memengaruhi kesehatan ginjal ke depannya.

GridHEALTH.id - Asupan air mempunyai peranan yang penting dalam kelangsungan hidup manusia.

Pada anak, kebutuhan cairan harus terpenuhi, karena berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuhnya.

Dibandingkan dengan orang dewasa, kebutuhan air anak-anak terutama bayi lebih besar.

Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Nefrologi Anak, dr. Cahyani Gita Ambarsari, Sp.A (K), menjelaskan salah satu alasannya karena komposisi tubuh anak berbeda dibanding orang dewasa.

"Semakin muda usia seorang anak, akan semakin besar pula komposisi air dalam tubuhnya. Sekitar 80 persen berat badan bayi terdiri dari air," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima GridHEALTH.id, Rabu (28/9/2022).

Proporsisi tubuh bayi juga lebih besar daripada orang dewasa yang luas permukaannya 0,26 sentimeter sedangkan bayi 1,32 sentimeter.

"Tubuh secara alami mengalami kehilangan cairan melalui permukaan kulit. Oleh sebsb itu, bayi dengan luas permukaan tubuh lebih besar daripada dewasa, akan lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan dengan orang dewasa," jelas dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya.

Selain itu, kebutuhan air yang lebih tinggi pada anak-anak dan bayi juga disebabkan oleh metabolisme tubuh selama masa tumbuh kembang.

Dampak buruk dehidrasi pada anak

Akan tetapi, anak masih belum paham tentang hal tersebut.

Sehingga tak jarang, mereka tidak dapat merasakan rasa haus dan pada akhirnya menyebabkan kekurangan cairan atau dehidrasi.

Baca Juga: Diduga Kurang Gizi Sejak Dalam Kandungan, IQ Kolektif Anak Indonesia Terendah di ASEAN, Sejajar dengan Timor Leste, Begini Cara Meningkatkan IQ Anak

Orangtua pun harus aktif mengingatkan anak-anak agar minum dengan rutin untuk mencegah dehidrasi.

Dijelaskan lebih lanjut oleh dokter Cahyani, dehidrasi yang dialami anak dapat memengaruhi kondisi ginjalnya di kemudian hari.

Sedangkan jika kebutuhan cairannya terpenuhi, aliran darah ke ginjal lancar dan kesehatan organ tersebut terjaga.

"Hal ini akan memastikan ginjal mendapat oksigen dan nutrisi yang si kecil butuhkan untuk melakukan fungsinya dengan baik," jelasnya.

Tak hanya itu, cairan dalam tubuh anak yang cukup juga akan membantu ginjal membuang zat sisa dari darah dalam bentuk urin.

Anak juga saat usianya bertambah nanti, terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh pengkristalan batu yang mengendap dan menempel.

"Dengan kata lain, hidrasi yang cukup dapat menurunkan risiko terbentuknya batu ginjal ataupun infeksi saluran kemih yang dapat merusak ginjal," pungkas dokter Cahyani.

Apakah hanya boleh air putih?

Sebenarnya produk minuman apapun dapat memenuhi kebutuhan carian anak. Tapi, air putih memang yang terbaik.

Pasalnya, air putih merupakan sumber mineral yang baik dan tidak terdapat kandungan gula maupun kalori.

Hindari memberikan anak minuman seperti soda, jus dengan gula tambahan dan pewarna, atau minuman berkafein karena akan memperberat kerja ginjal si kecil. (*)

Baca Juga: 7 Jenis Kanker Otak dan Penyebabnya, Ada yang Sering Menyerang Anak