GridHEALTH.id - Hanna Kirana meninggal dunia karena gagal jantung, pentingnya mengetahui kondisi tubuh sebelum terlambat.
Hal ini disampaikan dalam video yang diunggah di YouTube KH Infotainment, Rabu (3/11/2021).
Erlina menerangkan kondisi Hanna Kirana semakin menurun setelah sempat syuting beberapa waktu lalu.
"Sebelum Hanna meninggal itu 'kan sempat FTV terakhir ya, syuting bareng Rendy Kusdiana," kata Erlina.
"Setelah seminggu itu pulang syuting itu badannya langsung nge-drop. Ternyata dia mengeluh sesama pemain dadanya sakit dan tangan gemeteran," tuturnya.
Ia mengungkapkan pemilik nama asli Hanna Anisa Setiadi ini mengalami susah bernapas.
Tak sampai di situ, wajah Hanna Kirana saat itu juga sudah pucat dan tangannya membiru.
Belajar dari kepergian Hanna Kirana, membuat kita tersadar jika penyakit memang tak memandang usia.
Bahkan, pentingnya melakukan pengecekan pada kondisi tubuh sendiri menjadi masalah penting.
Jika Jantung Bermasalah
Baca Juga: Ketahui Penyebab dan Cara Penanganan Penyakit Ginjal Pada Ibu Hamil
Dalam kondisi normal, jantung merupakan organ yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dengan melakukan kontraksi dan relaksasi di setiap detaknya.
Pada kondisi gagal jantung, kondisi jantung menjadi terlalu lemah untuk berfungsi dengan baik.
Kondisi ini dapat menyebabkan fungsi beberapa organ tubuh tidak maksimal, atau bahkan terhenti.
Gejala Gagal Jantung
Setiap orang memiliki gejala yang bervariasi, tergantung dari penyebab utama munculnya gagal jantung.
Namun, secara keseluruhan dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika sudah mendapati beberapa tanda berikut ini:
- Sesak napas, terutama semakin memberat dengan aktivitas, seperti berjalan atau naik tangga atau tidur telentang datar.
Baca Juga: Gejala dan Penyebab Penyakit Ginjal Pada Anak, Benarkah Karena Kurang Minum?
- Tubuh terasa sangat lemas atau lelah hingga tidak mampu untuk melakukan aktivitas harian.
- Terjadi pembengkakan di area kaki, termasuk telapak kaki dan pergelangan kaki (edema).
- Jantung berdenyut cepat, lebih dari 120 kali per menit saat istirahat (palpitasi).
- Sering terbangun di tengah malam karena sesak napas.
- Kebingungan atau merasa gelisah.
- Batuk di malam hari.
- Nyeri dada.
Meski sudah tidak merasakan gejalanya, pasien harus tetap mengonsumsi obat yang diresepkan dokter.
Jika sudah habis, segera hubungi dokter untuk melakukan pemeriksaan, sekaligus untuk memastikan apakah terapi obat akan dilanjutkan atau diganti dengan metode lain.
Selain itu, sangat dianjurkan untuk melakukan medical check up minimal satu kali per 6-12 bulan.
Hal ini dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan secara menyeluruh.(*)
Baca Juga: Penyintas Gagal Ginjal Jangan Lupakan Aktivitas Seks, Bermanfaat Lo