Find Us On Social Media :

Farmakolog; Paracetamol Aman untuk Anak, yang Toxic itu Pelarutnya

Ini penjelasan farmakologis kenapa paracetamol sirup yang terkontaminasi etilen glikol dan dietilen glikol dapat berisiko terkena gangguan ginjal akut pada anak.

Etilen glikol (EG) atau dietilen glikol menjadi dua kandungan yang disebut-sebut berbahaya untuk tubuh, khususnya pada obat sirup anak yang diproduksi oleh India.

Seperti yang telah kita ketahui, obat yang mengandung kontaminasi dua hal ini telah ditarik peredarannnya di Gambia, Afrika, karena dianggap menjadi penyebab gangguan ginjal akut pada anak di sana.

Sementara di Indonesia, meski BPOM menyebutkan produk obat dari India tidak ada di Indonesia, namun sebagai pencegahan penggunaan obat sirup pada anak pun diminta untuk sebisa mungkin diperhatikan penggunaannya.

Prihal hal tersebut, Dr. dr. Alyya Siddiqa S, SpFK menjelaskan, kedua zat ini, etilen glikol dan dietilen glikol, bukan merupakan bahan pelarut aslinya.

Bahan pelarut aslinya untuk paracetamol bisa menjadi sirup adalah propilen glikol dan polietilen glikol, yang bisa menjadi berbahaya jika tercemar dengan etilen glikol dan dietilen glikol.

Hal ini dikarenakan proses metabolisme atau pengolahan dari dua zat ini akan diubah menjadi asam oksolat, inilah yang bisa merusak tubuh, khususnya pada ginjal karena akan banyak ditemukan di sana.

"Seharusnya dari standar internasional, bahan cemaran (EG dan DEG) itu masih boleh, tetapi ada kadar minimumnya yang masih aman untuk kesehatan, tetapi yang ditemukan itu (produksi India) melampaui batas minimumnya," sambung Dr. dr. Alyya Siddiqa S, SpFK.

Untuk diketahui kita semua, semua obat sirup memerlukan pelarut, dan ada risiko gangguan pada ginjal.

Jadi tidak saja obat parasetamol yang harus hati-hati dalam pengunaannya.

"Sebenarnya bukan bahan utama pelarut, jadi dia (EG dan DEG) dapat ditemukan di obat  lain yang menggunakan pelarut yang sama dengan si paracetamol ini, tetapi memang yang banyak ditemukan itu pada paracetamol sirup," tutur Dr. dr. Alyya Siddiqa S, SpFK.

Rekomendasi Farmakolog untuk Orangtua