GridHEALTH.id - Gangguan ginjal akut yang menyerang 206 anak di 20 Provinsi Indonesia hingga Selasa (18/10/2022) masih menjadi sorotan banyak orangtua.
Terlebih prihal obat sirup, yang banyak disebut sebagai salah satu penyebabnya.
Memang hingga kini belum ada penyebab pasti yang disebutkan oleh Kementerian Kesehatan RI prihal penyebab gangguan ginjal akut pada anak.
Akan tetapi, sebagai langkah pencegahan dan antisipasi, Kemenkes telah mengeluarkan rilis pada Rabu ini (19/10/2022) prihal kondisi ini.
Kemenkes bersama dengan BPOM masih terus menelusuri sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien dan hasilnya sementara ini ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan gangguan gagal ginjal (AKI).
Karenanya, "Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengonsumsi obat dalam bentuk cair atau sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan," kata dr Syahril dalam rilis persnya.
Alternatif lainnya yang dianjurkan oleh Kemenkes adalah obat dalam bentuk tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya.
Kenapa Obat Sirup dan Apa Itu Etilen Glikol dan Dietilen Glikol?
Menindaklanjuti adanya himbauan Kemenkes ini, tim GridHEALTH.id mencoba untuk menghubungi seorang farmakolog dan menanyakan lebih lanjut terkait paracetamol sirup dan kandungan kontaminasi etilen glikol (EG) beserta dengan dietilen glikol (DEG).
"Paracetamol itu tidak larut di dalam air, jadi harus dilarutkan, kalau mau dibuatkan dalam bentuk cair, harus ada pelarutnya. Sebenarnya pelarutnya itu harusnya aman," kata Dr. dr. Alyya Siddiqa S, SpFK menjelaskan kepada tim GridHEALTH.id (19/10/2022), saat diwawancara melalui telpon.
Baca Juga: Enam Anak di Sumut Meninggal , Ini Gejala Umum yang Sebabkan Ginjal Akut Pada Anak
Etilen glikol (EG) atau dietilen glikol menjadi dua kandungan yang disebut-sebut berbahaya untuk tubuh, khususnya pada obat sirup anak yang diproduksi oleh India.
Seperti yang telah kita ketahui, obat yang mengandung kontaminasi dua hal ini telah ditarik peredarannnya di Gambia, Afrika, karena dianggap menjadi penyebab gangguan ginjal akut pada anak di sana.
Sementara di Indonesia, meski BPOM menyebutkan produk obat dari India tidak ada di Indonesia, namun sebagai pencegahan penggunaan obat sirup pada anak pun diminta untuk sebisa mungkin diperhatikan penggunaannya.
Prihal hal tersebut, Dr. dr. Alyya Siddiqa S, SpFK menjelaskan, kedua zat ini, etilen glikol dan dietilen glikol, bukan merupakan bahan pelarut aslinya.
Bahan pelarut aslinya untuk paracetamol bisa menjadi sirup adalah propilen glikol dan polietilen glikol, yang bisa menjadi berbahaya jika tercemar dengan etilen glikol dan dietilen glikol.
Hal ini dikarenakan proses metabolisme atau pengolahan dari dua zat ini akan diubah menjadi asam oksolat, inilah yang bisa merusak tubuh, khususnya pada ginjal karena akan banyak ditemukan di sana.
"Seharusnya dari standar internasional, bahan cemaran (EG dan DEG) itu masih boleh, tetapi ada kadar minimumnya yang masih aman untuk kesehatan, tetapi yang ditemukan itu (produksi India) melampaui batas minimumnya," sambung Dr. dr. Alyya Siddiqa S, SpFK.
Untuk diketahui kita semua, semua obat sirup memerlukan pelarut, dan ada risiko gangguan pada ginjal.
Jadi tidak saja obat parasetamol yang harus hati-hati dalam pengunaannya.
"Sebenarnya bukan bahan utama pelarut, jadi dia (EG dan DEG) dapat ditemukan di obat lain yang menggunakan pelarut yang sama dengan si paracetamol ini, tetapi memang yang banyak ditemukan itu pada paracetamol sirup," tutur Dr. dr. Alyya Siddiqa S, SpFK.
Rekomendasi Farmakolog untuk Orangtua
Dari Kemenkes juga disebutkan bahwa jika ada orangtua yang hendak memeriksakan anak ke dokter, maka jangan lupa untuk membawa rangkaian obat yang pernah dikonsumsi oleh anak.
Dengan demikian, pengamtan terhadap obat-obat yang telah diminum anak dapat diteliti dengan komperhensif.
Selain itu Dr. dr. Alyya Siddiqa S, SpFK juga menyampaikan pesannya kepada orangtua, diminta untuk mengikuti dan menunggu perkembangan dari hasil penelitian berbagai pihak mengenai hal ini.
Karena memang seharusnya obat paracetamol ini menjadi obat yang cukup aman untuk diberikan, baik untuk anak maupun ibu hamil.
"Paracetamolnya sendiri aman banget ya, ini kan ternyata yang toxic itu pelarutnya bukan paracetamolnya, kan gitu, untuk penggunaan sesuai dosis dan sesuai penggunaan," katanya.
"Jadi yang bermasalah bukan paracetamolnya, tetapi bahan pelarutnya yang terkontaminasi, jadi bahan pelarut aslinya pun tidak berbahaya juga, tapi karena ada cemarannya," Dr. dr. Alyya Siddiqa S, SpFK menegaskan.
Tapi Dr. dr. Alyya Siddiqa S, SpFK pun menyampaikan, untuk saat ini baiknya kita lebih amannya berhati-hati terlebih dahulu menggunakan obat yang menggunakan pelarut seperti paracetamol, sampai ada informasi lebih lanjut.
"Kalau ada kandungan paracetamolnya, kemungkinan menggunakan pelarut yang sama, tetapi belum tentu pelarutnya ada cemarannya atau cemarannya melampaui batas yang ditentukan," katanya menjelaskan.
Perlu diingat, kondisi ini masih terus diselidiki dan diteliti secara komperhensif, sehingga sebagai orangtua dihimbau untuk tidak panik namun tetap waspada dan mulai untuk berhati-hati dalam memberikan obat sirup pada anak. (*)
Baca Juga: Kasus Gangguan Ginjal Akut Naik, Kemenkes Imbau Apotek Stop Jual Bebas Obat Sirup
Baca Juga: Gangguan Ginjal Akut, Ketahui Penyebab dan Cara Menangani Pada Anak