GridHEALTH.id - Telah terjadi peningkatan dalam jumlah kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal yang terjadi di Indonesia.
Sebelumnya, pada Jumat (21/10/2022), Kementerian Kesehatan mencatat ada sekitar 241 anak yang mengalami penyakit ini.
Sementara itu, sekitar 133 anak dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit yang masih belum diketahui secara pasti penyebabnya tersebut.
Terkonfirmasi di 26 provinsi
Namun, satu hari kemudian, Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril melaporkan telah terjadi penambahan pasien gangguan ginjal akut misterius.
Berdasarkan data per Sabtu (22/10/2022), sudah ada 245 kasus dan angka kematian pun juga meningkat menjadi 144 anak.
"(Data) per 22 Oktober (total) 245 kasus dan 141 kematian," kata Syahril, dikutip dari Kompas.com, Senin (24/10/2022).
Lebih lanjut, ia menjelaskan kalau kasus-kasus tersebut berasal dari 26 provinsi. Akan tetapi, tidak dirinci wilayah mana yang memiliki jumlah pasien gangguan ginjal akut.
Sebelumnya, berdasarkan data yang diterima ole GridHEALTH.id, yang dilaporkan pada Jumat (21/10/2022), provinsi dengan gangguan ginjal akut progresif atipikal terbanyak adalah berikut ini.
1. DKI Jakarta
2. Jawa Barat
Baca Juga: Belum Jadi KLB , 133 Anak Meninggal Dunia Karena Gangguan Ginjal Akut di Indonesia
3. Aceh
4. Jawa Timur
5. Sumatera Barat
Usia rata-rata pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal berada di kisaran balita, yakni antara 1 hingga 5 tahun.
Meski begitu, ada juga pasien anak-anak dari kelompok usia di bawah 1 tahun, 6-10 tahun, dan 11-18 tahun.
Gejala gangguan ginjal akut
Gejala yang menjadi keluhan utama di antaranya berikut ini demam, kehilangan nafsu makan, malaise, mual, muntah, ISPA, diare, nyeri perut, dehidrasi, dan pendarahan.
Sebagian besar anak juga mengalami anuria, kondisi terganggunya ginjal sehingga si kecil tidak bisa buang air kecil.
Kasus gangguan ginjal akut misterius pertama kali terjadi pada Januari 2022, di mana terdapat 2 pasien.
Akan tetapi, baru menjadi perhatian setelah terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada Agustus 2022.
Kemudian mengalami lonjakan yang signifikan pada September 2022, sebanyak 78 kasus dan terus meningkat hingga saat ini. (*)