GridHEALTH.id - Ratusan orang mengalami henti jantung, tak sedikit orang yang melakukan prosedur PCR untuk selamatnya nyawa.
Festival Halloween di distrik Itaewon, Seoul, menyisakan duka mendalam bagi Korea Selatan.
Sebanyak 153 orang meninggal dunia dalam kerumunan massa mengerikan di pesta Halloween terbesar setelah pembatasan Covid-19 dibuka.
Korban mayoritas remaja dan dewasa muda ini tewas dalam kerumunan besar di kawasan Itaewon, pada Sabtu (29/10/2022) malam.
Puluhan ribu orang berbondong-bondong ke jalan-jalan Itaewon untuk merayakan Halloween, berkumpul dengan teman-teman dan bersenang-senang.
Insiden itu terjadi di sisi jalan sempit dekat stasiun Itaewon yang menghubungkan banyak bar dan klub dari jalan utama.
Meskipun Halloween bukanlah hari libur tradisional Korea, tetapi ajang tersebut telah menjadi tradisi perayaan tahunan dan Itaewon dikenal sebagai tempat untuk menggelar acara semacam itu.
Dengan ekspektasi lebih dari 100.000 pengunjung, Itaewon mengirim lebih dari 200 petugas untuk kurun waktu 28-31 Oktober 2022.
Petugas tersebut semula berguna untuk mencegah kejahatan, seperti pembuatan film ilegal dan pelecehan.
Petugas kepolisian juga dihadirkan dengan tujuan awal mencegah kejahatan narkotika, seperti dilansir laman Koreaboo, Minggu (30/10/2022).
Namun, pada Sabtu malam, di sebuah gang sempit di sebelah landmark Hotel Hamilton, pengunjung Itaewon berdesakan dan mulai berjatuhan.
Situasi tak terkendali di gang ini semakin meningkat, mengingat lebarnya yang dilaporkan hanya sekitar empat meter dengan posisi sedikit miring (menanjak).
Para pengunjung pun terperangkap di antara kerumunan yang keluar dari hotel dan kerumuman dari pintu keluar 1 dan 2 stasiun kereta bawah tanah Itaewon.
Beberapa orang malam itu menunjukkan tanda-tanda mati lemas dan serangan jantung.
Dalam video yang banyak beredar, terdapat beberapa orang berusaha melakukan CPR untuk selamatkan nyawa.
Keadaan darurat seperti henti jantung (cardiac arrest) merupakan hal yang dapat terjadi kapan saja.
Kondisi henti jantung dapat terjadi pada orang yang memiliki riwayat penyakit jantung ataupun tidak.
Henti jantung yang tidak terselamatkan dapat mengakibatkan kematian seseorang secara mendadak akibat tidak adanya aliran darah yang kaya oksigen yang mengalir di otak yang memicu kerusakan otak.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian hanya dalam beberapa menit saja.
Cara yang digunakan untuk mengatasi henti jantung atau henti pernapasan secara mendadak adalah dengan melakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau cardiopulmonary resuscitation (CPR).
Hal yang perlu diperhatikan
Baca Juga: Henti Jantung Penyebab 151 Orang Meninggal di Itaewon, Ini Pertolongan Pertamanya
T
Danger
Response
Compression
Airways
Breathing
Setelah melakukan CPR, segera hubungi rumah sakit agar pasien serangan jantung bisa mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
Baca Juga: Selama ini Dianggap Remeh, Struk Pembayaran Alias Kertas Thermal Berbahaya bagi Kesehatan