Find Us On Social Media :

Anak-anak di Perkotaan Juga Berisiko Stunting, Makanan Instan Jadi Pemicunya

Pemberian edukasi kepada orangtua terkait pola makan gizi seimbang sebagai langkah pencegahan stunting di perkotaan.

"Ada perbedaan antara orangtuanya dan keluarga lain. Mungkin orangtua melarang gadget, tapi neneknya mengizinkan. Terjadilah miskonsep dalam pola asuh," ujar Pipit dalam rangkaian acara 'Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting' Danone Indonesia.

Pemicu stunting yang lainnya adalah sanitasi dan permasalah ini tidak hanya terjadi di wilayah pedesaan saja, tapi juga di kota.

Terutama, pada wilayah dengan jumlah penduduk yang sangat padat. Kondisi ini cenderung mengakibatkan terjadinya sanitasi yang buruk.

Padahal, sanitasi berperan besar bagi kesehatan karena dapat menyebabkan anak mengalami penyakit infeksi berulang yang dapat meningkatkan risiko stunting.

Dampak stunting pada anak sangat besar dan memengaruhi kehidupannya, seperti tinggi badan yang lebih rendah di bawah rata-rata serta menurunnya kemampuan kognitif.

Tak hanya itu, anak stunting pun juga berisiko mengalami penyakit degeneratif seperti diabetes, penyakit jantung, hingga stroke ketika dewasa.

Apa itu program Bunda Mengajar?

Bunda Mengajar merupakan bagian dari program yang dijalankan oleh Danone Indonesia sebagai upaya pencegahan anak stunting di Indonesia.

Diinisiasi oleh PT Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM) bersama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta, program Bunda Mengajar telah diterapkan di beberapa kelurahan, termasuk kelurahan Kricak.

Adapun aktivitas yang dilakukan yakni memberikan edukasi terkait pola asuh dan gizi kepada orangtua balita di perkotaan hingga urban farming.

Urban farming dilakukan dengan cara membuka lorong sayur dan kebun gizi, di mana ditanam sayur, bumbu dapur, hingga ternak yang bisa digunakan secara gratis oleh masyarakat sekitar untuk mendukung pencegahan anak stunting. (*)

Baca Juga: Pedoman Makan Isi Piringku, Penuhi Kebutuhan Gizi Anak dan Tak Menjadi Picky Eater