Beberapa gejala DID terutama yang berkaitan dengan depresi dan kecemasan dapat ditangani dengan bantuan obat antidepresan atau anti kecemasan.
Meskipun begitu, psikoterapi dinilai sebagai metode penanganan yang lebih efektif.
Psikoterapi dapat dilakukan secara individu, kelompok, atau terapi keluarga dengan berfokus pada beberapa hal berikut:
* Identifikasi dan pelepasan trauma yang tertahan di dalam tubuh * Relationship support * Manajemen faktor pemicu munculnya gejala * Mengelola perubahan perilaku yang tiba-tiba * Mindfulness dan self-awareness * Metode koping untuk mengelola emosi yang rumit.
Secara spesifik, berikut ini adalah beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan:
* Cognitive Behavioral Therapy (CBT) * Dialectical Behavioral Therapy (DBT) * Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR).
Baca Juga: Terungkap, Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan Beracun, Timbulkan Kerusakan Organ dan Memicu Kematian
Sedangkan penyebab DID, utamanya karena peristiwa traumatis di masa kanak-kanak, seperti kekerasan, pelecehan, kecelakaan, bencana alam, peperangan, kematian, riwayat penyakit, dan kejadian luar biasa lainnya.
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap pengidap DID di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa menyatakan bahwa 90% dari mereka telah mengalami kekerasan seksual dan penelantaran ketika masih kanak-kanak.(*)