GridHEALTH.id – Kesehatan adalah investasi masa depan yang perlu dilakukan sejak dini oleh semua orang, terlebih kondisi saat ini dalam era pandemi Covid-19, bermunculan penyakit baru.
Menyambut Hari Pneumonia Sedunia pada Sabtu (12/11/2022), Pfizer bersama dengan Lippo General Insurance didukung Siloam Hospitals, kembali mengetuk dan mengingatkan kita semua risiko pneumonia di era new normal ini.
Untuk itulah diskusi bersama dengan media pada Jumat sore ini (11/11/2022) prihal Pneumonia digelar.
Apa Itu Pneumonia?
Pneumonia adalah radang pada jaringan paru, yang menyerang saluran bawah pernapasan, khususnya di cabang-cabang dari paru-paru.
Radang paru atau pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi yang mematikan. Buktinya data 2019 ada 2,5 juta kematian dengan 672.000 anak yang terkena penyakit ini.
Saat ini, di era yang telah berubah, siapa saja dapat terkena pneumonia, termasuk anak kecil dan lansia dengan tingkat kematian yang tinggi.
Pneumonia sangat berbeda dengan flu, dimana penyakit ini bersifat akut, kurang dari dua minggu dan bisa menyebabkan sepsis.
Prnting diperhatikan, sebagai permasalahan pernapasan, pneumonia memiliki gejala khas seperti dahak kental dan perubahan warna yang konsisten, disertai dengan sesak napas, nyeri dada, letih dan lesu, hingga penurunan nafsu makan.
Dampak paling serius dari pneumonia adalah kematian, namun dampak yang seringkali diabaikan adalah dampak pendidikan.
Kematian akibat pneumonia terjadi akibat alveoli dipenuhi dengan dahak. Jadi meskipun oksigen dapat masuk ke dalam tubuh, tetapi transportasi oksigen ke seluruh pembuluh darah di tubuh terhambat akibat adanya dahak.
"Covid-19 itu sebetulnya adalah pneumonia, tetapi (Covid-19) yang disebabkan oleh virus," jelas dr. Allen, yang juga membahas dampak pneumonia terkait dengan pendidikan di era pandemi.
"Pendidikan saat itu (pandemi Covid-19) terdampak, anak-anak terpaksa diliburkan, tetapi yang namanya kedokteran susah, untuk koasnya susah banget," kata dr. Allen memberikan contoh dampak pneumonia pada bidang pendidikan.
Penyebab dan Faktor Risiko Pneumonia
Sebagai penyakit infeksi, penyakit pneumonia memiliki beragam penyebab dan faktor risiko, yaitu:
1. Penyakit yang mendasari
2. Rokok
3. Kebersihan mulut
4. Kurangnya vaksinasi.
Berikut ini kelompok dengan faktor risiko terkena pneumonia yang tinggi, yaitu:
1. Lansia (secara fisiologis tidak dapat dihindari)
2. Perokok
“Mereka telah mematikan daya tahan alami yang sudah diberikan dalam tubuh, sehingga saat musuh masuk ke dalam tubuh tidak dapat melawan,” kata Dr. dr. Allen Widyasanto, SpP, Pulmonologist dalam kesempatan yang sama.
3. Orang dengan masalah imunitas/imunnocompromized (misal penderita HIV, autoimun, kanker, dan lainnya)
Baca Juga: 7 Penyakit Infeksi yang Sering Terjadi pada Anak, Banyak yang Mengancam Nyawa
4. Orang dengan penyakit kronik (gagal ginjal kronik, paru kronik, dan lainnya).
“Risikonya tentunya jauh lebih berat, lebih gampang untuk masuk rumah sakit,” kata Dr. dr. Allen Widyasanto, SpP, Pulmonologist menyampaikan kemungkinan yang terjadi saat pneumonia menyerang tubuh kelompok orang rentan.
Kurva menunjukkan bahwa penderita pneumonia berisiko lebih tinggi terkena saat masih anak-anak, kemudian kembali berisiko saat memasuki usia lanjut.
Bagi para pekerja, risiko untuk terkena pneumonia juga ada, khususnya pekerja yang terpapar polusi udara maupun asap beracun di tempat kerja.
“Kami memandang penting untuk melindungi kelompok pekerja rentan faktor risiko pneumonia, ini merupakan salah satu penyakit okupasi (penyakit yang disebabkan akibat dari efek pekerjaan),” jelas dr. Raymos Parlindungan Hutapea, MKK, Sp.Ok, Subsp.BioKO(K), selaku pengurus Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI) dalam kesempatan yang sama.
Mencegah Pneumonia
Pneumonia bisa berdampak pada siapa saja, namun sebenarnya bisa sangat dicegah sejak dini, sehingga diperlukan langkah pencegahan.
Cara untuk mencegahnya pun dapat dimulai dari hal kecil yang berdampak besar, salah satunya adalah vaksinasi.
Vaksinasi pneumonia dapat diberikan kepada semua usia, khususnya penyakit bawaan seperti jantung, paru-paru, diabetes sangat memerlukan vaksinasi sebagai proteksi.
Selain dari vaksinasi, bisa juga dimulai dengan menjaga kesehatan mulut, mengenali etiket batuk dan bersin yang benar, menjadi salah satu cara lain pencegahan.
Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan dampak, faktor risiko, dan pencegahan mengenai pneumonia, “Diperlukan mitra dan lintas sektoral supaya masyarakat bisa teredukasi,” kata dr. Richard Santoso selaku Medical Director, Pfizer Indonesia. (*)