Find Us On Social Media :

Kenali, Ini Dia Jenis Antibiotik yang Paling Umum Digunakan

Kenali jenis antibiotik yang umum digunakan, termasuk efek sampingnya.

GridHEALTH.id -Antibiotik telah mencegah jutaan kematian dan secara radikal mengubah perawatan kesehatan selama abad terakhir.

Ada lusinan jenis antibiotik, dengan masing-masing dikelompokkan ke dalam kelas yang berbeda. Daftar berikut mencakup delapan kelas antibiotik yang paling umum, untuk apa mereka biasanya digunakan dan beberapa potensi efek sampingnya.

1. Penisilin

Alexander Fleming menemukan pada tahun 1928 bahwa jamur yang berasal dari penisilin menghentikan pertumbuhan bakteri.

Sekarang ada lebih dari selusin jenis penisilin yang dapat mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Beberapa termasuk amoksisilin, ampisilin, piperasilin, dan penisilin G. Ada juga subkelompok penisilin seperti karbenisilin.

Karbenisilin efektif melawan infeksi saluran kemih tertentu. Penisilin adalah antibiotik yang paling banyak diresepkan, biasanya dalam bentuk amoksisilin. Itu juga dianggap salah satu yang terkuat.

Ini biasanya menjadi pilihan pertama bagi mereka yang menderita infeksi seperti pneumonia, tonsilitis, dan abses gigi.

Infeksi bakteri umum lainnya yang diobati dengan penisilin termasuk radang tenggorokan dan infeksi saluran kemih. Jenis penisilin yang terkenal adalah amoksilin.

Efek samping umum dapat berupa mual, diare, demam, dan ruam kulit. Penting untuk diperhatikan bahwa penisilin dapat mengganggu keefektifan pil KB.

Beberapa individu menunjukkan reaksi alergi yang parah terhadap penisilin yang dikenal sebagai anafilaksis. Anafilaksis adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang menyebabkan disfungsi pada beberapa sistem tubuh.

2. Sefalosporin

Sefalosporin pertama kali ditemukan dan diisolasi pada tahun 1945. Antibiotik jenis ini biasanya dikelompokkan ke dalam kategori yang disebut generasi.

Baca Juga: Ternyata Begini Cara dan Dosis Penggunaan Antibiotik yang Benar

Baca Juga: World Diabetes Day, Perubahan Gaya Hidup dan Intervensi Farmakologi Paling Nyata Turunkan Risiko Diabetes