Sedangkan untuk BQ.1.1 disebut dapat menghindari antibodi, walaupun sudah divaksin tiga kali dan terpapar Omicron (BA.1).
Terakhir, untuk subvarian BA.2.75.2 dikatakan kemampuan menghindari kekebalan tubuh lima kali lebih tinggi jika dibandingkan BA.5.
Meski demikian disebutkan bahwa dari ketiga subvarian ini tidak ada data yang menunjukkan tingkat keparahan yang lebih tinggi daripada varian omicron lainnya.
Perlukah Vaksin Dosis Keempat?
Sejauh ini pemerintah telah memberikan vaksin dosis keempat kepada 682.707 tenaga kesehatan hingga 04 November 2022.
Aturan pemberian vaksin dosis keempat pun hanya dikhususkan kepada tenaga kesehatan dan belum ada rencana untuk diberikan kepada masyarakat umum.
Dengan adanya peningkatan kasus harian akibat varian baru, maka vaksinasi sebagai salah satu pencegahan yang efektif menjadi cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko lonjakan kasus yang lebih besar.
Akan tetapi jika dilihat berdasarkan data Kemenkes pada 04 November 2022, capaian vaksin dosis ketiga di Indonesia baru sebanyak 65.379.116 penduduk, dapat dikatakan masih rendah dan jauh dari target WHO di atas 50%.
Baca Juga: Aneka Gejala Covid-19 Terbaru, Mulai dari Varian XBB hingga yang Sudah Divaksin, Belum Divaksin
Kondisi ini diperkuat dengan data penelitian Kemenkes terhadap pasien Covid-19, bahwa sebagian besar yang menunjukkan gejala berat hingga menyebabkan kematian adalah orang yang belum mencapai vaksin dosis ketiga.
Di sisi lain, efektivitas vaksin setelah enam bulan akan berkurang, lalu apakah masyarakat yang telah divaksin dosis ketiga perlu melanjut vaksin dosis keempat?
Saat ditanyakan lebih lanjut, Juru Bicara Kemenkes, dr. Syahril menyebutkan prioritas Indonesia masih tetap dengan capaian target vaksinasi dosis ketiga.
“Vaksin ini kan tujuannya untuk menimbulkan antibodi pada tubuh, memang dia akan berkurang efektivitasnya setelah enam bulan, nah Indonesia saat ini, kita memprioritaskan programnya divaksin ketiga atau booster atau booster pertama,