Sedangkan karakteristik utama dari gangguan jiwa depresi adalah adanya kesedihan,kekosongan, atau suasana mudah marah atau terganggu, disertai dengan perubahan somatis (lelah, letih, rasa sakit dan nyeri fisik) dan kognitif yang berdampak signifikan pada kapasitas fungsi individu.“Depresi memiliki dampak yang signifikan pada individu. Individu yang mengalami depresi dapat merasa membutuhkan upaya yang besar untuk bekerja, mengasuh anak terasa seperti beban, dan bunuh diri terlibat sebagai pilihan solusi permasalahan yang dihadapi. Selain itu, depresi juga berhubungan dengan masalah kesehatan fisik, dan dapat juga berdampal pada generasi selanjutnya,” ujar Nurul.
Depresi sendiri menurut Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog, dikutip di laman yang sama, disebabkan oleh banyak faktor.
Baca Juga: Sepakan Gempa Cianjur, Tim SAR Selamatkan Anak Tertimpa Reruntuhan Rumah dan Tak Minum 3 Hari
Pertama, faktor genetik. Gangguan depresi secara moderat ditentukan oleh faktor genetis.
Kedua, faktor neurotransmitter. Beberapa neurotransmitter yang berperan dalam gangguan suasana hati diantaranya norepinephrine, dopamine, dan serotonin.
Gangguan suasana hati tidak hanya secara sederhana disebabkan oleh kurang atau lebihnya neurotransmitter tersebut.
Untuk diketahui, studi yang dilakukan oleh Kring & Johnson (2017) menunjukkan gangguan suasana hati berhubungan pula dengan perubahan pada reseptor dalam merespon neurotransmitter.
Ketiga, adalah faktor sosial diantaranya kesulitan masa kanak-kanak, kejadian hidup negatif, kurangnya dukungan sosial, dan kritik keluarga.
Keempat, faktor psikologis yang berperan dalam gangguan depresi diantaranya trait kepribadian neuroticism dan kepercayaan serta pikiran negatif.
Baca Juga: Terapi Alami Mengatasi Asam Lambung dan Pertolongan Pertamanya