GridHEALTH.id - Ibu mana yang tidak ingin anaknya bahagia, ibu mana yang tidak sakit saat anaknya mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan. Inilah yang saat ini dialami Sri Muna ibunda Pedangdut Dewi Perssik.
Dewi Perssik menceritakan "Jadi mami aku sakit, kakinya bengkak dua-duanya, kalau ada saraf atau apa kalau banyak kepikiran tuh dia tuh kaya panas, demam, aku bilang aja mungkin ini asam urat, mungkin kolesterol, supaya mama tenang pikirannya," ungkap Dewi.Bahkan Depe, sapaan akbrabnya, sempat ingin memberikan berlian kepada sang ibu namun di tolak.
Sebab orangtuanya itu hanya menginginkan nama baik putrinya kembali bersih."Ya seperti itu kondisinya, karena kemarin sempet beliin berlian, tapi nggak mau, maunya tuh 'namamu baik'," pungkas Dewi Perssik.
Menurut Depe kondisi yang dialami sang bunda karena mendapat komentar dari tetangganya melihat Dewi Perssik dinilai tak baik.
"Apalagi ibu saya tinggalnya di desa, di kampung, punya grup kaya arisan dll, ada banyak video dll. Sekarang ibu-ibu dari FB pindah ke tiktok, jadi otomatis videonya diliat," kata Dewi Perssik saat ditemui Di Polres Depok baru-baru ini, dikutip dari TribunSeleb [27/11/2022].
Apa yang dialami ibunda Dewi Perssik banyak diberitakan karena gangguan psikis.
Untuk diketahui, mungkin yang dimaksud dengan gangguan psikis tersebut adalah gangguan mental.
Gangguan mental ini menjangkiti suasana hati atau perasaan seseorang, memiliki gejala yang sedang hingga parah, dapat berlangsung mulai dari bulanan hingga tahunan.Menurut Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog, Common mental disorders (CMD) atau gangguan mental umum adalah gangguan yang memilki prevalensi tinggi di dalam populasi.
Baca Juga: Laporan WHO, Kematian Bayi Prematur Akibat Polusi Udara Capai 238 Ribu Per Tahun
“Sehingga penting bagi kita untuk mengetahui apa saja gangguan mental umum dan bagaimana kaitan gangguan suasana hati dalam CMD,” paparnya.
World Health Organization (WHO) menganggap gangguan depresi dan kecemasan sebagai gangguan mental umum.Gangguan depresi menurut Nurul, dikutip dari laman ugm.ac.id [13/05/2022], mencakup gangguan regulasi suasana hati, gangguan depresi major, gangguan depresi persisten (dysthymia), dan gangguan lainnya yang berhubungan dengan depresi.
Sedangkan karakteristik utama dari gangguan jiwa depresi adalah adanya kesedihan,kekosongan, atau suasana mudah marah atau terganggu, disertai dengan perubahan somatis (lelah, letih, rasa sakit dan nyeri fisik) dan kognitif yang berdampak signifikan pada kapasitas fungsi individu.“Depresi memiliki dampak yang signifikan pada individu. Individu yang mengalami depresi dapat merasa membutuhkan upaya yang besar untuk bekerja, mengasuh anak terasa seperti beban, dan bunuh diri terlibat sebagai pilihan solusi permasalahan yang dihadapi. Selain itu, depresi juga berhubungan dengan masalah kesehatan fisik, dan dapat juga berdampal pada generasi selanjutnya,” ujar Nurul.
Depresi sendiri menurut Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog, dikutip di laman yang sama, disebabkan oleh banyak faktor.
Baca Juga: Sepakan Gempa Cianjur, Tim SAR Selamatkan Anak Tertimpa Reruntuhan Rumah dan Tak Minum 3 Hari
Pertama, faktor genetik. Gangguan depresi secara moderat ditentukan oleh faktor genetis.
Kedua, faktor neurotransmitter. Beberapa neurotransmitter yang berperan dalam gangguan suasana hati diantaranya norepinephrine, dopamine, dan serotonin.
Gangguan suasana hati tidak hanya secara sederhana disebabkan oleh kurang atau lebihnya neurotransmitter tersebut.
Untuk diketahui, studi yang dilakukan oleh Kring & Johnson (2017) menunjukkan gangguan suasana hati berhubungan pula dengan perubahan pada reseptor dalam merespon neurotransmitter.
Ketiga, adalah faktor sosial diantaranya kesulitan masa kanak-kanak, kejadian hidup negatif, kurangnya dukungan sosial, dan kritik keluarga.
Keempat, faktor psikologis yang berperan dalam gangguan depresi diantaranya trait kepribadian neuroticism dan kepercayaan serta pikiran negatif.
Baca Juga: Terapi Alami Mengatasi Asam Lambung dan Pertolongan Pertamanya