GridHEALTH.id - Beginilah kisah nyata penyintas HIV aids yang diusir keluarganya dan berusaha untuk berjuang sembuhkan penyakitnya.
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.
Jika banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).
AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV.
Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
HIV adalah penyakit seumur hidup.
Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh pengidap seumur hidupnya.
Berikut kisah menyentuh dari seseorang yang terdiagnosis mengidap HIV hingga terusir dari keluarganya.
Baca Juga: Kasus HIV/AIDS di Gresik Meningkat, Hubungan Sesama Jenis Penyumbang Terbanyak
Melansir dari Kompas.com, inilah kisah Arini yang merupakan salah seorang penyintas HIV.
"Saya Arini. Saya terdiagnosa HIV positif tahun 2013". Demikian Arini memperkenalkan diri dalam acara Indonesian AIDS Conference (IAIDS) 2019 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/11/2019).
Perempuan bernama lengkap Hayu Ari Setyaningtyas ini mengaku terjangkit virus mematikan itu dari sang suami.
Saat itu, sang suami masuk ruangan ICU dan divonis menderita HIV positif.
Dua hari kemudian, pihak rumah sakit mengharuskan Arini turut mengecek darahnya. Hasil cek darah menunjukkan Arini positif HIV sama seperti sang suami.
"Saat itu, saya tidak ada waktu untuk sedih, down, terpuruk. Saya blank. Saat itu saya hanya memikirkan suami saya yang perlu biaya dan perawatan," tutur perempuan kelahiran Surabaya, 11 November 1970 itu.
Satu bulan kemudian, tepatnya 23 September 2013, sang suami meninggal.
Tidak pernah terpikirkan di benak Arini sang suami bisa terjangkit virus HIV.
Tengah berjuang lawan penyakitnya, Arini justru mendapatkan perlakuan diskriminatif dari keluarga suami.
"Mereka membuang saya. Mereka menganggap mereka itu dari keluarga terpandang. Saya dikeluarkan dari rumah mertua setelah 40 hari kematian suami saya," tutur Arini.
Ia tidak ingin terpuruk dan berusaha untuk mempelajari lebih banyak tentang virus HIV/AIDS dari dunia maya hingga komunitas sembari berjuang melunasi utang.
Setelah divonis HIV positif, Arini makin menjaga pola hidupnya.
Ia dan anaknya tidak mengonsumsi makanan yang mengandung gluten dan mengonsumsi lebih banyak sayur serta buah.
"Anak saya pencernaannya lemah, saya sendiri survivor kanker. Ketika saya (berhasil) hidup dari kanker, HIV itu it’s nothing," ungkap dia.
Orang yang hidup dengan HIV (Odhiv) bisa melakukan kegiatan apapun dan berprestasi, asalkan sehat.
Kini, masa-masa terberat hidupnya sudah dapat dilalui.
Kondisi kesehatannya juga sudah dapat diterima dan dipasrahkan kepada Tuhan.(*)
Baca Juga: 10 Gejala yang Timbul Akibat Penyakit Infeksi AIDS, Salah Satunya Demam Berkepanjangan