Penelitian menyebutkan bahwa fenomena immunity debt merupakan efek samping dari langkah-langkah yang sebelumnya kita lakukan untuk menekan penyebaran Covid-19, seperti social distancing dan self-quarantine, sehingga menyebabkan kurangnya stimulasi pada sistem imun tubuh akibat berkurangnya sirkulasi agen mikroba.
Diperkirakan penyakit flu umum akan melonjak saat anak-anak kembali beraktivitas ke sekolah dan dibukanya tempat-tempat umum.
Dokter Sonia Wibisono dalam kesempatan sama mengatakan “Penyakit yang paling banyak ditemukan pada fenomena immunity debt salah satunya adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan, seperti respiratory syncytial virus (RSV). Meskipun begitu, fenomena ini lebih banyak ditemukan di luar negeri, dan tidak begitu banyak di Indonesia.
Baca Juga: Mitos atau Fakta Penderita Kolesterol Dilarang Makan Durian? Simak Disini!
Baca Juga: Penderita Darah Rendah Bisa Diatasi dengan Makan Sate Kambing, Memang Benar? Cek Disini!
Namun kita harus tetap mencegah penularan virus dan bakteri yang biasanya terjadi lewat benda-benda yang sudah terkontaminasi. Caranya adalah dengan melakukan dekontaminasi melalui cuci tangan dan sanitasi permukaan secara berkala.
Namun yang tidak kalah penting, keluarga Indonesia harus memperhatikan paparan terhadap zat-zat kimia di rumah yang berdampak negatif pada kesehatan seperti klorin yang kerap ditemukan pada cairan pembersih, pemutih, dan desinfektan. Klorin dapat menimbulkan masalah pernapasan, iritasi kulit dan mata. Bagi penderita bronkitis, mengisap klorin terlalu banyak dapat memicu gejala bronkitis seperti mengi (suara napas tambahan), batuk, dan sesak napas.” (*)