GridHEALTH.id - Pandemi Covid-19 telah meningkatkan adanya kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan menggunakan produk pembersih rumah tangga atau home care products.
Masyarakat Indonesia memiliki beragam pilihan produk home care yang tersedia di pasar tradisional maupun e-commerce. Ditengah meningkatnya penggunaan produk pembersih rumah tangga ini, masyarakat perlu lebih cermat dan bijak dalam memilih produk yang memiliki kandungan zat/bahan yang aman bagi kesehatan sekaligus ramah lingkungan.
Selain itu, beberapa produk pembersih cenderung memiliki kandungan yang serupa sehingga pemilihan produk yang tepat dapat membantu menghemat anggaran belanja rumah tangga. Inilah yang mendasari peluncuran The Good Wife (TGW), home care brand indie asal Indonesia yang didirikan di tahun 2021.
Pendiri The Good Wife, Yolanny Laxmi mengatakan, “Dari hasil riset dan observasi, kami menemukan bahwa masyarakat, terutama perempuan, sangat peduli dengan higienitas dan kesehatan lingkungan rumah dan mencari produk home care yang aman bagi keluarga", katanya pada peluncuran produk The Good Concentrate di Jakarta (06/12/2022).
"Banyaknya pilihan produk home care yang beredar di pasaran tentunya membingungkan keluarga Indonesia akan produk apa saja yang sebaiknya mereka gunakan.
Terlebih lagi minimnya pengetahuan akan kandungan dan zat kimia dasar yang digunakan di produk tersebut, berikut fungsinya, serta dampaknya bagi kesehatan. Inilah mengapa kami meluncurkan The Good Wife agar menjadi pilihan produk home care yang lebih aman bagi keluarga Indonesia.”Produk The Good Wife memiliki benang merah yang sama, yaitu multi-purpose, vegan, dan non animal testing. Produk-produk The Good Wife juga aman bagi anak-anak dan hewan peliharaan karena tidak menggunakan zat-zat berbahaya seperti asam sulfat, merkuri, formaldehida, metanol, natrium hipoklorit, klorin, dan asam klorida.
Setelah sukses meluncurkan The Good All Purpose Body Spray, The Good Hand Soap, dan The Good Body Cleanser, tahun ini The Good Wife meluncurkan The Good Concentrate, yaitu pembersih dalam bentuk konsentrat berukuran 10 ml yang ekonomis dan ramah lingkungan. Produk ini telah terbukti secara klinis mampu membunuh kuman hingga 99,9%.Co-Founder The Good Wife, Jessy Kusno mengatakan, “Kami berharap The Good Concentrate dapat diterima dengan baik oleh masyarakat karena ekonomis dan multi-purpose. Dengan mencampurkan 10 ml The Good Concentrate dengan 500 ml air, konsumen dapat menggunakan produk tersebut sebagai pembersih permukaan (meja, dapur, gagang pintu, dll), toilet spray, linen spray, pembersih gadget, dan juga pembersih kaca.
Karena multi-purpose, produk ini bisa mengurangi anggaran belanja produk home care di rumah karena beberapa produk tersebut bisa digantikan dengan hanya 1 produk.
Tak hanya itu, setelah melakukan riset selama kurang lebih 2 tahun, kami menemukan bahwa menggunakan benzalkonium chloride dengan kadar tertentu sebagai zat aktif produk pembersih ternyata dapat mengurangi efek buruk jangka panjang bagi kesehatan.
Baca Juga: Bersihkan Rumah Libatkan Seluruh Keluarga Untuk Healthy Move
Baca Juga: Ini Dia Obat Kapalan di Jari yang Bagus, Tersedia di Apotek
Menurut perhitungan kami, dengan menggunakan The Good Concentrate, keluarga Indonesia bisa mengurangi anggaran belanja hingga Rp 250.000 hingga Rp 500.000 per bulan.“Produk pembersih rumah tangga konvensional memiliki kandungan kimia yang kurang baik bagi kesehatan, menimbulkan bau menyengat yang menyebabkan mata perih dan berbahaya bila terlalu banyak terhirup. Meskipun terhitung sebagai pendatang baru, TGW mengakui besarnya potensi pasar produk pembersih rumah tangga terutama sejak munculnya fenomena immunity debt, atau hutang kekebalan tubuh.
Penelitian menyebutkan bahwa fenomena immunity debt merupakan efek samping dari langkah-langkah yang sebelumnya kita lakukan untuk menekan penyebaran Covid-19, seperti social distancing dan self-quarantine, sehingga menyebabkan kurangnya stimulasi pada sistem imun tubuh akibat berkurangnya sirkulasi agen mikroba.
Diperkirakan penyakit flu umum akan melonjak saat anak-anak kembali beraktivitas ke sekolah dan dibukanya tempat-tempat umum.
Dokter Sonia Wibisono dalam kesempatan sama mengatakan “Penyakit yang paling banyak ditemukan pada fenomena immunity debt salah satunya adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan, seperti respiratory syncytial virus (RSV). Meskipun begitu, fenomena ini lebih banyak ditemukan di luar negeri, dan tidak begitu banyak di Indonesia.
Baca Juga: Mitos atau Fakta Penderita Kolesterol Dilarang Makan Durian? Simak Disini!
Baca Juga: Penderita Darah Rendah Bisa Diatasi dengan Makan Sate Kambing, Memang Benar? Cek Disini!
Namun kita harus tetap mencegah penularan virus dan bakteri yang biasanya terjadi lewat benda-benda yang sudah terkontaminasi. Caranya adalah dengan melakukan dekontaminasi melalui cuci tangan dan sanitasi permukaan secara berkala.
Namun yang tidak kalah penting, keluarga Indonesia harus memperhatikan paparan terhadap zat-zat kimia di rumah yang berdampak negatif pada kesehatan seperti klorin yang kerap ditemukan pada cairan pembersih, pemutih, dan desinfektan. Klorin dapat menimbulkan masalah pernapasan, iritasi kulit dan mata. Bagi penderita bronkitis, mengisap klorin terlalu banyak dapat memicu gejala bronkitis seperti mengi (suara napas tambahan), batuk, dan sesak napas.” (*)