"Waktu SMA ada yang ngajak main dan saya ngerasa nyaman, dibayar juga, akhirnya keterusan," ucap E yang juga ditemui di Female Plus di hari yang sama.
Meskipun menerapkan protokol, AS mengaku masih cukup banyak pelanggannya yang memilih untuk tidak menggunakan alat pengaman.
Terkait hal tersebut, AS menyebutkan bahwa pihak pengelolanya lepas tanggung jawab."Kadang pake pengaman kadang nggak, tergantung tamunya. Pelanggan sih bilangnya beli ya jadi pengen enaknya aja. Kalau cerita (pelanggan tidak pakai pengaman) ke pengelola dibilangnya risiko, jadi kayak lepas tanggung jawab," ucap AS yang menjadi PSK selama empat tahun sejak tahun 2011.
Sama dengan E yang sudah menjadi orang dalam HIV/AIDS (ODHA) sejak 2015 ini mengaku jika, ada pelanggannya yang berkenan menggunakan pengaman dan tidak.
"Selama melakukan pekerjaan itu (PSK LSL) ada yang pake pengaman, ada juga yang nggak," ucap E.
AS jadi salah satu pemilik kisah nyata penyintas HIV/AIDS sejak tahun 2018 silam.
Baca Juga: Kisah Jimmy, Penyandang HIV/AIDS yang Sempat Putus Asa dan Akhirnya Jadi Relawan
Kisah nyata penyintas HIV/AIDS yang merupakan mantan PSK, AS dan E sama-sama berpesan kepada masyarakat untuk lebih mementingkan keamanan dan kesehatan ketika melakukan hubungan seksual yang berisiko.
Hal tersebut tentu untuk menghindari infeksi virus HIV/AIDS yang salah satu faktornya adalah hubungan seksual berisiko.
Kini E sudah terbuka terhadap statusnya dan masih berjuang untuk terus melakukan pengobatan.
E juga merasa beruntung karena memiliki teman-teman komunitas ODHA yang kerap memberinya dukungan."Saya masih rutin berobat enggak pernah bolong, intinya masih ada orang yang mau nerima seorang ODHA," tutur E.
E juga menyebutkan bahwa kini obat untuk HIV/AIDS selalu tersedia dan terdapat layanan kesehatan yang dapat memudahkan akses obat secara gratis.E juga mengingatkan kepada ODHA di luar sana bahwa mereka tidak sendirian untuk berjuang.
Ia memberikan semangat kepada para ODHA untuk terus berjuang dan bertahan."Untuk teman-teman yang positif, kalian enggak sendirian loh, sekarang udah ada obat yang bisa menekan virus, kita sama-sama bisa sehat dan survive, yang bisa selamatin itu diri kita sendiri dan obat itu," terang E.Selain itu, E juga menyampaikan bahwa mental adalah salah satu faktor penting bagi seorang ODHA.
Salah satu cara untuk memupuk hal tersebut adalah dengan cara bergabung dengan komunitas penyintas ODHA.(*)
Baca Juga: Kisah Para Pejuang Sembuh dari HIV, Berikan Pelajaran dan Perjuangan